MODUL 1
PARADIGMA BARU PKN DI SD/MI
Kegiatan
Belajar 1
Karekteristik Warga Negara yang Demokratis
Masyarakat demokratis
dapat terwujud apabila masyarakat dalam suatu negara memiliki tingkat
pendidikan yang layak, cerdas, memiliki tingkat penghidupan yang cukup, dan
mereka punya keinginan berpartisipasi aktif dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Demokrasi berarti
pemerintahan yang dijalankan oleh rakyat baik secara langsung maupun tidak
langsung (melalui perwakilan) setelah adanya proses pemilihan umum secara
langsung, umum,bebas, rahasia, jujur dan adil, sering disebut "luber dan
jurdil". Dalam sistem pemerintahan demokrasi, kekuasaan tertinggi berada
di tangan rakyat.
Demokrasi
sesungguhnya bukan hanya seperangkat gagasan dan prinsip tentang
kebebasan,tetapi juga mencakup seperangkat praktek dan prosedur yang terbentuk
melalui sejarah panjangdan sering berliku-liku sehingga demokrasi sering
disebut suatu pelembagaan dari kebebasan.Dalam masyarakat demokratis terdapat
lima sistem tata kehidupan bernegara sebagai berikut:
1.
Sistem personal adalah suatu sistem yang
merujuk pada orang-orang yang menjadi subyek
dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara, yang terdiri atas pemerintah
dan yang di perintah
2.
Sistem kelembagaan menunjuk
kepada lembaga-lembaga negara dan lembaga-lembaga
pemerintahan menurut Konstitusi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3.
Sistem normatif adalah sistem hukum dan
perundang-undangan yang mengatur tata hubungan negara dan warga negara.
4.
sistem kewilayahan menunjuk kepada
seluruh wilayah teritorial yang termasuk ke dalam yurisdiksi negara Indonesia.
5.
sistem ideologis merujuk kepada
ide-idedasar penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
PKn dengan paradigma
baru mensyaratkan materi pembelajaran yang memuat komponen-komponen
pengetahuan, ketrampilan, dan disposisi kepribadian warga negara yang fungsional
bukan hanya dalam tataran kehidupan berbangsa dan
bernegara melainkan juga dalam masyarakat di era
global.
Kewarganegaraan dalam
demokrasi konstitusional berarti bahwa setiap
warga negara
1.
merupakan anggota penuh dan sederajat dari
sebuah masyarakat yang berpemerintahan sendirian.
2.
diberi hak-hak dasar dan dibebani
tanggung jawab.
Warga negara hendaknya
mengerti bahwa dengan keterlibatannya dalam kehidupan politik dan dalam
masyarakat demokratis,mereka dapat membantu meningkatkan kualitas hidup di
lingkungan tetangga, masyarakat, danbangsanya.Ketrampilan intelektual yang
penting bagi terbentuknya warga negara yang berwawasan luas,efektif, dan
bertanggung jawab, antara lain adalah ketrampilan berpikir kritis, yang
meliputi ketrampilan mengidentifikasi dan mendeskripsikan; menjelaskan dan
menganalisis; mengevaluasi, menentukan dan mempertahankan sikap atau pendapat
berkenaan dengan persoalan-persoalan publik.
Kegiatan
Belajar 2
Pembelajaran
PKn untuk Warga Negara Demokratis
Untuk mencapai tujuan
PKn dengan paradigma baru perlu disusun materi dan model pembelajaranyang
sejalan dengan tuntutan dan harapan PKn yakni mengembangkan kecerdasan warga
negara (civic intelligence) dalam dimensi spiritual, rasional, emosional dan
sosial, mengembangkan tanggung jawab warga negara
(civic responsibility), serta mengembangkan anak
didikberpartisipasi sebagi warga negara (civic
participation) guna menopang tumbuh
danberkembangnya warga negara yang baik.
Pembelajaran PKn
selayaknya dapat membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilanintelektual
yang memadai serta pengalaman praktis agar memiliki kompetensi dan
efektivitasdalam berpartisipasi. Oleh karena itu, ada dua hal yang perlu
mendapat perhatian guru atau calonguru dalam mempersiapkan
pembelajaran PKn di kelas, yakni bekal
pengetahuan materipembelajaran dan metode atau pendekatan
pembelajaran.
Materi PKn dengan
paradigma baru dikembangkan dalam bentuk standar nasional PKn
yangpelaksanaannya berprinsip pada implementasi kurikulum terdesentralisasi.
Ada empat isi pokok pendidikan kewarganegaraan, yakni:
1.
Kemampuan dasar dan kemampuan
kewarganegaraansebagai sasaran pembentukan.
2.
Standar materi kewarganegaraan sebagai
muatan kurikulumdan pembelajaran.
3.
Indikator pencapaian sebagai
kriteria keberhasilan pencapaiankemampuan.
4.
Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai
rujukan alternatif bagi para guru.
PKn dengan
paradigma baru bertumpu pada kemampuan
dasar kewarganegaraan (civiccompetence) untuk semua jenjang.
Sedangkan pembelajaran partisipatif yang berbasis portofolio (Portfolio-based
learning) merupakan alternatif utama guna mencapai tujuan PKn
tersebut.Portofolio adalah suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud
tertentu dan terpadu yangdiseleksi menurut panduan-panduan
yang ditentukan.
Portofolio dalam
pembelajaran PKn merupakan kumpulan informasi yang tersusun dengan
baik yang menggambarkan rencana kelas siswa berkenaan dengan suatu isu
kebijakan publik yang telah diputuskan untuk dikaji mereka,baik dalam kelompok
kecil maupun kelas secara keseluruhan. hal-hal yang telah dipelajari siswa berkenaan
dengan suatu masalah yang telah mereka pilih. Pembelajaran PKn yang berbasis
portofolio memperkenalkan kepada para siswa dan mendidik mereka dengan beberapa
metode dan langkah-langkah yang digunakan dalam proses politik.
Pembelajaran
ini bertujuan untuk membina komitmen aktif
para siswa terhadapkewarganegaraannya dan
pemerintahannya.Langkah-langkah pembelajaran PKn yang
berbasis portofolio meliputi:
1.
Mengidentifikasimasalah yang akan dikaji
2.
Mengumpulkan dan menilai informasi dari
berbagai sumberberkenaan dengan masalah yang dikaji.
3.
Mengkaji pemecahan masalah.
4.
Membuatkebijakan publik.
5.
Membuat rencana tindakan.
MODUL
2
MATERI
DAN PEMBELAJARAN INDIVIDU SEBAGAI INSAN TUHAN YANG MAHAESA, MAKHLUK SOSIAL DAN
WARGA NEGARA INDONESIA
Kegiatan
Belajar 1
Individu
Sebagai Insan Tuhan Yang Maha Esa
Dalam pembahasan
tentang materi individu sebagai insan Tuhan Yang Maha Esa, difokuskan kepada
individu sebagai warga negara yang menganut agama. Setiap ajaran agama menuntut
untuk berperilaku baik yang diaplikasikan dalam kehidupan secara horizontal,
disamping mengabdi dalam bentuk ibadat ritual vertikal sesuai dengan
keyakinannya.
Masing-masing agama
memiliki kewajiban ibadat yang ritual yang bersifat vertikal yaitu
untukmengabdi kepada Tuhan sebagai pencipta misalnya umat islam melaksanakan
ibadat ritualnya di Mesjid, umat katolik dan protestan beribadat di Gereja,
umat Hindu beribadat di Kelenteng dan umat Budha beribadat di Pura.
Ketika umat Hindu melaksanakan kewajiban ibadatnya diKelenteng, tentu
umat beragama yang lainnya harus bersikap toleran dan menghormatinya. Jika
sikap ini dimiliki oleh setiap umat beragama, tentu kehidupan rukun antar umat
beragama akan terjalin.
Agama
Islam mengajar bahwa belum sempurna iman seseorang, kalau kasih sayang kepada
orang belum sama dengan kasih sayang kepada dirinya. Bahkan agama Islam
mengajarkan salah satu ciri orang yang beriman adalah orang itu mencintai
negaranya. Agama Kristen Katholik mengajarkan bahwa
tujuan Tuhan menciptakan manusia untukkebahagiaan
manusia, dosa menhancurkan kebahagiaan manusia, dan Yesus Kristus pembebasan
manusia dari dosa. Dalam agama Hindu dikenal dengan ajaran yang tersirat dalam
Sloka Moksartham jagat hitaca itidharma artinya tujuan agama (dharma) ialah
tercapainya kesejahteraan dunia (jagat hita) dan kebahagiaan spritual (moksa).
Selanjutnya
dirinci menjadi empat yaitu yang disebut CaturPurusa Artha yaitu empat tujuan
hidup manusia yaitu Dharma, Artha, Kama dan Moksa.Dalam agama Budha dikenal
dengan ajaran Catur Paramita yaitu empat sifat luhur di dalam hatinurani
manusia yaitu, Metta atau Maitri, Karuna, Mudita, dan Upekha.Kelangsungan
kegiatan keagamaan dijamin oleh perundang-undangan seperti pada Pembukaandan
batang tubuh UUD 1945, dan Kitab Undang-undang Hukum Pidana serta pada
perundang-undangan yang lainnya.
Kegiatan
Belajar 2
Individu
Sebagai Makhluk Sosial
Tuhan menciptakan
manusia tidak secara langsung, akan tetapi melalui proses jalinan cinta kasih
dua orang manusia yaitu Ibu dan Ayah, maka lahirlah seorang anak manusia. Hanya
dengan pertolongan dan jasa pemeliharaan orang tua, kita menjadi besar dan
hingga menjadi dewasa sekarang ini. Dari proses itu kita dapat mengatakan bahwa
manusia dengan ketidak berdayaan ketika lahir, hingga sekarang menjadi dewasa
secara naluriah manusia tidak dapat hidupmenyendiri, sehingga memerlukan
bantuan orang lain.
Sehingga dapat dikatakan
bahwa berkeluarga merupakan kebutuhan manusia, dalam hal iniesensinya manusia
memerlukan orang lain atau berkelompok. Untuk menjalin hubungan satu sama lain
memerlukan aktivitas komunikasi. Karena kecenderungan manusia berkeinginan
untuk hidup serasi sebagai timbal balik satu sama lain karena manusia mempunyai
dua hasrat yaitu berkeinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di
sekelilingnya, dan berkeinginan untukmenjadi satu dengan suasana alam
sekelilingnya, (Soerjono Soekanto, 1990).
Menurut Soerjono
Soekanto untuk dapat menghadapi dan menyesuaikan diri dengan kedualingkungan
tersebut di atas, manusia mempergunakan pikiran, perasaan dan kehendaknya.
Dalammenghadapi alam sekelilingnya seperti udara yang dingin, alam yang kejam,
maka manusiamembuat rumah, dan pakaian. Manusia harus makan agar badannya tetap
sehat, merekamengambil makanan sebagai hasil alam sekitarnya. Dengan
menggunakan akalnya. Dari dampakkondisi dan situasi lingkungan alam, merupakan
faktor motivasi untuk bekerjasama dengan oranglain. Secara modern dorongan
tersebut menimbulkan kelompok sosial dalam kehidupan manusiaini, karena manusia
tak mungkin hidup sendiri. Kelompok sosial tersebut merupakan himpunanatau
kesatuan manusia yang hidup bersama. Dalam
kehidupan berkelompok dan dalamhubungannya dengan
manusia yang lain, pada dasarnya setiap manusia menginginkan beberapa nilai.
Harold Lasswell
memerinci ada delapan nilai yang terdapat dalam masyarakat yaitu:
a. Kekuasaan
b.
pendidikan/penerangan (enlightenment)
c.
kekayaan (wealth)
d.
kesehatan (well-being)
e.
keterampilan (skill)
f.
kasih sayang (affection)
g.
kejujuran (rectitude) dan keadilan
(rechtschapenheid)
h.
keseganan, respek (respect).
Dengan adanya
nilai-nilai ini, dan manusia menginginkan untuk terpenuhinya kebutuhan
tersebut,maka manusia (individu) menjadi anggota dalam beberapa kelompok.
Sehingga masyarakatlah
yang mencakup semua hubungan dan dalam kelompok di dalam sesuatu
wilayah. Apa yang disebut dengan masyarakat? Menurut Robert Mac Iver adalah
Society means a system of orderedrelations, maksudnya adalah suatu sistem
hubungan-hubungan yang ditertibkan.
Sedangkan menurut
Harold J. Laski, A society is a group of human beings living together
anf working together for the satisfaction of their mutual wants.
Maksudnya, masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup
bersama dan bekerjasama untuk mencapai
terkabulnya keinginan-keinginan mereka bersama.
Maksud dari definisi
ini, bahwa jika manusia dibiarkan mengejar kepentingan masing-masing dan
bersaing tanpa batas, maka akan timbul keadaan yang penuh pertentangan
yang dapat merugikan masyarakat secara
keseluruhan. Dalam hidup kerjasama sebetulnya terdapat nilai
atau norma yang perlu disepakati secara kolektif, yangberfungsi untuk
menghindarkan terjadinya pertentangan yang tidak saling menguntungkan. Dalam
kehidupan bermasyarakat ada beberapa norma yang perlu ditaati yaitu norma
agama, kesusilaan,kesopanan, dan hukum. Bangsa Indonesia yang terkenal dengan
kemajemukannya baik sukubangsa, suku bahasa, budaya dan agama. Dalam kondisi
seperti ini diperlukan nation characterbuilding agar perbedaan itu bukan
merupakan faktor pemisah, akan tetapi merupakan kekayaan bangsa serta serta
dipupuk rasa kebersamaan dan persatuan yang semakin kokoh.
Kegiatan Belajar 3
Individu Sebagai Warga
Negara Indonesia
Ada beberapa pengertian
negara, pertama, negara adalah suatu organisasi dalam suatu wilayahyang
mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan yang ditaati oleh rakyatnya. Kedua,
negara adalah alat (agency) atau wewenang (authority) yang mengatur atau
mengendalikan persoalan-persoalan bersama, atas nama masyarakat. Ketiga, negara adalah suatu masyarakat
yangdiintegrasikan karena mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan yang
secara sah lebih agung daripada individu atau kelompok yang merupakan bagian
dari masyarakat itu. Keempat,negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai
monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu
wilayah. Kelima, negara adalah asosiasi yang menyelenggarakanpenertiban
di dalam suatu masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan sistem hukum
yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang untuk maksud tersebut diberi
kekuasaan memaksa.
UUD'45 yang berhubungan
dengan hak dan kewajiban warga negara adalah pasal 26, 27, 28, 29,30, 31 dan
34.Menurut Cogan, (1998), mengelompokkan warga negara kedalam 5 kategori,
yaitu:
a. a
sense of identify
b. the
enjoyment of certain rights
c. the
fulfilment of corresponding obligations
d. a
degree of interest and involvement in public affairs
e. acceptance
of basic societal values.
Maksudnya adalah warga
negara harus memiliki identitas atau jati diri, warga negara memiliki
hak-haktertentu, warga negara memiliki kewajiban-kewajiban yang menjadi
keharusan, sehingga selalu menjaga keseimbangan antara kepentingan privat
dengan kepentingan publik serta memiliki sikaptanggung jawab, warga
negara memiliki sikap tanggung jawab untuk
berpartisipasi demikepentingan umum, sehingga merasa terpanggil
untuk ikutserta dalam kegiatan-kegiatan yangbersifat kepentingan
umum, warga negara memiliki sikap menerima
nilai-nilai dasarkemasyarakatan, sehingga mampu menjalin dan
membina kerjasama, kejujuran dan kedamaianserta rasa cinta dan
kebersamaan.Dalam menghadapi kehidupan abad 21, warga negara perlu memiliki
karakteristik, keterampilandan kompetensi tertentu agar dapat mengahadapi dan
mengatasi kecenderungan yang tidak diinginkan serta dapat menumbuh kembangkan
kecenderungan-kecenderungan yang diinginkan.
Cogan (1998)
mengidentifikasi 8 karakteristik yang perlu dimiliki warga negara yaitu sebagai
berikut:
ability to look at and
approach problems as a member of a global society, ability to workwith others
in a cooperative way and to take responsibility for one's roles/duties within
society,ability to understandi, accept, and tolerance cultural differences,
capacity ti think in a critical andsystematic way, willingness to resolve
conflict in a non-violent manner, willingness to change one'slifestyle and
consumption habits to protect the environment, ability to be sensitive towards
and todefend human rights (eg., rights of women, ethnic minorities, etc),
willingness and ability toparticipate in politics at local, national, and
internasional levels.
Maksudnya
adalah agar warga negara memiliki kemampuan: Pertama, mendekati masalah atau
tantangan sebagai anggota masyarakat global. Kedua, memiliki kehendak dan
kemampuan untuk bekerjasama dengan oranglain dan memikul tanggung jawab atas
peran dan kewajibannya dalam masyarakat. Ketiga, mampu memahami, menerima dan
toleran terhadap perbedaan budaya. Keempat, mampu berpikir kritis dan
sistimatis. Kelima, mampu untuk menyelesaikan konflik tanpa kekerasan. Keenam,
peka terhadap hak azasi manusia. Ketujuh, mampu untuk merubah gaya hidup
dan kebiasaan konsumtif guna melindungi lingkungan. Kedelapan, berpatisipasi
dalam politik pada tingkat lokal,nasional dan internasional.
Kegiatan Belajar 4
Pembelajaran
Individu Sebagai Insan Tuhan, Makhluk Sosial dan Warga Negara Indonesia
Paradigma baru
pendidikan kewarganegaraan yaitu: rekonseptuaisasi
jati diri pendidikan kewarganegaraan atas dasar kajian
teoritik dan empirik, perumusan asumsi programatik tentang:masyarakat madani
Indonesia, warga negara Indonesia, pendidikan untuk warganegara, dan tantangan
masa depan Indonesia, Perumusan kompetensi kewarganegaraan Indonesia atas
dasarasumsi programatik, Pengembangan paradigma baru
pendidikan kewarganegaraan dalam masyarakat-bangsa dan negara
Indonesia, Pengidentifikasian sarana pendukung yang diperlukanuntuk mewujudkan
paradigma baru pendidikan kewarganegaraan.
Dalam pembelajaran
materi individu sebagai Insan Tuhan, Makhluk Sosial dan Warga negara,tentunya
tidak bisa lepas dari strategi, metode, media dan evaluasi. Salah satu
pembaharuandalam PPKn 1999/PKn baru ialah strategi pembelajarannya siswa tidak
hanya mempelajari materi pelajaran, tetapi mempelajari materi dan sekaligus
praktek, berlatih dan mampu membakukan diri bersikap dan berperilaku sebagai
materi yang dipelajari.
Kosasih Djahiri (1999)
memberikan penjelasan dalam sebuah seminar CICED (Center for Indonesian Civic
Education) bahwa strategi yang harus digelar guru hendaknya sebagai berikut:
membina dan menciptakan keteladan, baik fisik dan materiil (tata dan asesoris
kelas/sekolah), kondisional (suasana proses KBM) maupunpersonal (guru,
pimpinan sekolah dan tokoh unggulan),
membiasakan/membakukan atau mempraktekan apa yang diajarkan mulai di
kelas-sekolah-rumah dan lingkungan belajar, dan memotivasi minat/gairah untuk
terlibat dalam proses belajar, untuk kaji lanjutan dan mencobakan serta
membiasakan nya. Ketiga strategi di atas dapat dioperasionalkan melalui
berbagai metode yang sering digunakan oleh guru dalam ceramah bervariasi tanya
jawab, diskusi, problem solving, percontohan, permainperan, VCT, kerja
lapangan, karya wisata, observasi reportasi dan dramatisasi.
Pendekatan yang perlu
diterapkan agar mencapai sasaran, maka kelas PKn dan sekolah harus dijadikan
sebagai laboratorium masyarakat, bangsa dan negara. Tentu dalam proses pembelajaran
memerlukan media, fungsinya adalah untuk memberi kemudahan kepada siswa dalam
memahamimateri yang diajarkan.
Yang dimaksud dengan
media, Kosasih Djahiri (1999) mengatakan adalahsesuatu yang bersifat
materiil-imateriil ataupun behavioral atau personal yang dijadikan
wahanakemudahan, kelancaran serta keberhasilan proses hasil belajar. MacLuhan
menyatakan bahwa Themedium is the message yaitu media mewakili isi pesannya.
Jika demikian berarti
guru PKn adalahsalah satu media pembelajaran harus
menampilkan figur sebagaimana pesan
PendidikanKewarganegaraan. Artinya dia harus menjadi igur teladan bagi
siswanya yaitu sebagai warga negara yang baik, jujur, demokratis, taat beragama
dan sebagainya.
Media dalam PKn yaitu:
yang bersifat materiil, misalnya, buku, model pakaian, bendera, lambang, Yang
bersifat imateriil,misalnya contoh kasus, ceritera, legenda, budaya, Yang
bersifat kondisional, misalnya suasanasimulasi yang diciptakan sebelum atau
pada saat Proses belajar berlangsung di kelas atau ditempat kejadian, Yang
bersifat personal , misalnya nama atau foto atau gambar tokoh masyarakat atau
pahlawan, gambar atau foto atau nama presiden, raja.
Dalam proses
pembelajaran biasanya akan diakhiri dengan evaluasi. Bagaimana evaluasi dalam
pembelajaran pendidikan kewarganegaraan? Mungkin sumatif kalau diakhir, pra
evaluasi kalau diawal, formatif jika berada dalam proses diagnostik atau di
tengah proses pembelajaran. KosasihDjahiri menganjurkan, karena evaluasi
merupakan bagian dari proses belajar, maka evaluasi tidakhanya dilakukan dua
kali saja (formatif dan sumatif) tetapi mestinya dilakukan pra dan sepanjang
proses KBM melalui berbagai model alat serta kegiatan secara
terarah-terkendali. Pola evaluasi inilah yang dinamakan evaluasi portofolio
atau penilaian yang kontinyu berkesinambungan.
MODUL
3
MATERI DAN PEMBELAJARAN
SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA DANSEMANGAT KEBANGSAAN
Kegiatan
Belajar 1
Sejarah
Perjuangan Bangsa Indonesia dan Semangat Kebangsaan
Bangsa adalah sekelompok masyarakat yang
bersatu atau dipersatukan oleh adanya persamaan nasib dan pengalaman di masa
lampau dan mempunyai cita-cita serta tujuan yang sama untukkehidupan di masa
depan.Pengalaman bangsa Indonsia pada masa lampau terutama pada masa penjajahan
dengan sistemtanam paksa yang telah menimbulkan
kesengsaraan, penderitaan dan pembodohan
telahmenggugah dan menyadarkan para cerdik pandai atau kaum terdidik
untuk mengubah nasib bangsanya.
Munculnya
kesadaran berbangsa dan bernegara bagi rakyat di nusantara yang sama-sama
adadalam penjajahan ditandai oleh masa perjuangan kebangsaan di Indonesia yang
terbagi atas lima dimensi, yakni:
1.
Pergerakan politik.
2.
Pergerakan Sarekat pekerja.
3.
PergerakanKeagamaan.
4.
Pergerakan Wanita.
5. Pergerakan
Pemuda.
Pergerakan
pada masa penjajahan Belanda ini dibagi menurut kurun waktu sebagai berikut:
a) Pada
masa 1908-1920 ditandai oleh munculnya: Organisasi-organisasi Indonesia yang
terdiri atas Budi Utomo, Sarekat Islam, perkumpulan-perkumpulan berdasarkan
kedaerahan dan perkumpulan campuran.
b) Pergerakan
politik pada masa 1920-1932 untuk organisasi Indonesia meliputi PartaiKomunis
Indonesia, Sarekat Islam, Budi Utomo, Perhimpunan Indonesia,
Studieclub-studieclub,Partai Nasional Indonesia, perkumpulan yang berdasarkan kedaerahan,
dan golongan berdasarkan keagamaan.
c) Pergerakan
politik pada masa 1930-1942 meliputi Pendidikan Nasional Indonesia, Partai
Indonesia, Gerindo, Partai Persatuan Indonesia, Budi Utomo, Partai Rakyat
Indonesia,Persatuan Bangsa Indonesia, Partai Indonesia Raya, PSII, Parii,
Penyedar, PII dan PSII ke-2, perkumpulan berdasarkan kedaerahan, golongan
berdasarkan keagamaan, GAPI dan Majelis Rakyat Indonesia.
Melalui organisasi politik,
perjuangan bangsa Indonesia pada hakekatnya
bertujuan untuk mencapai kemerdekaan dari penjajahan asing karena
mereka sadar akan nasibnya yang sedang dijajah sehingga kondisinya, miskin,
bodoh dan tidak ada kebebasan untuk menentukan nasibnya sendiri. Karena
itulah, muncul berbagai gerakan yang
mengarah pada upaya untuk mempersatukan diri melawan
penjajahan dengan berbagai taktik perjuangan yang dilandasi oleh semangat
persatuan dan nasionalisme yang kuat.
Kegiatan
Belajar 2
Pembelajaran
Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia dan Semangat Kebangsaan
Memahami dan mengerti sejarah sangat
penting bagi suatu bangsa agar bangsa tersebut dapat mengambil hikmah
(pelajaran) dari kejadian masa lalu tersebut. Sejarah merupakan peristiwa
politik pada masa lalu dan peristiwa politik masa kini akan menjadi
sejarah pada masa mendatang.
Para siswa perlu dilatih bagaimana dalam
belajar PKn dapat mengambil makna darisejarah perjuangan bangsa untuk dijadikan
pelajaran pada masa kini dan esok . Suatu peradaban (kebudayaan) tidak lahir
dengan sendirinya secara tiba-tiba. Untuk membentuk dan melahirkan suatu
peradaban diperlukan waktu dan proses transformasi (pewarisan) yang inovatif
serta proses pengembangan ke arah yang semakin maju.
Proses tersebut antara laindijalani
melalui pendidikan sejarah bangsa.Membelajarkan sejarah kepada siswa pada
hakekatnya adalah membantu siswa meningkatkanketrampilan berpikir melalui
kajian peristiwa masa lampau. Guru hendaknya dapat membantupeserta didik untuk
berpikir bukan hanya mempertanyakan apa, siapa dan kapan, melainkan perlu mempertanyakan
mengapa dan bagaimana.
Pengajaran sejarah yang baik adalah
pengajaran yang dapat membuat anak menjadi peka (sensitif) bahwa orang tidak
akan mengalami peristiwa serupa dengan cara yang sama di masa mendatang. Materi
sejarah dalam PKn harus secara aktif melibatkan siswa dalam proses penelitian
sejarah agar mereka dapat mengambil makna
sejarah. Para siswa hendaknya belajar
bagaimana memikirkan lagi argumen yang dikemukakan oleh para sejarawan,
mempertanyakan interpretasi sejarawan terhadap suatu fakta dan peristiwa, dan
memberikan masukan alternatif tentang penjelasan peristiwa.
Sejarah
yang baik selalu didasarkan pada hasil pengkajian yang teliti terhadap
bukti-bukti yang disesuaikan dengan tingkat usia,
perkembangan, dan tingkat kecerdasan siswa.
Mereka hendaknya diperkenalkan pada cara-cara para sejarawan dalam
mengidentifikasi dan menilai bukti, fakta dan data. Ketika sejarawan menilai kebenaran atau
validitas suatu dokumen sejarah,maka ada dua hal yang perlu dipertimbangkan,
yakni validitas eksternal dan validitas internal.
0 komentar:
Posting Komentar