MODUL 1
PELESTARIAN, MACAM SIFAT
BAHAN PUSTAKA, DAN LATAR BELAKANG SEJARAHNYA
PENGANTAR,
TUJUAN, DAN FUNGSI PELESTARIAN
KEGIATAN BELAJAR 1
A. PENGANTAR PELESTARIAN
Kesadaran
akan pentingnya pelestarian bahan pustaka baru dimulai sejak tahun 1966.Lembaga
yang telah lama mengupayakan “pelestarian” ini adalah museum,arsip dan kolektor
seni.Bagaimana merawat lukisan-lukisan karya Van Gogh, Rembrant, misalnya,
merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Dua buah lembaga yang bergerak dalam
bidang tersebut adalah :
1.
The International Institute for
Conservation of Historic and Artistic Works (IIC), didirikan tahun 1950.
2.
The American Insitute for Conservation
of Historic and Artisric Works (AIC),didrikan tahun 1960
Kedua
lembaga tersebut berupaya agar benda-benda bersejarah serta benda seni dapat
dilestarikan dengan baik,tetapi waktu itu belum menyinggung pelestraian koleksi
perpustakaan.Perhatian pada pelestarian bahan pustaka baru dipikirkan pada
tahun 1970-an,ketika The Library of Congress (LC) berminat untuk mengembangkan
bidang ini karena punya kepentingan untuk merawat koleksi yang terkenal dan
sudah lapuk.Dewasa ini Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah,Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (PDII-LIPI), bersama dengan Perpustakaan Nasional,Arsip
Nasional, Direktorat Permuseuman Depdikbud memprakarsai Program Pelestarian
Bahan Pustaka dan Arsip yang mendapat bantuan dana dari Ford Foundation.
B. MAKSUD DAN TUJUAN PELESTARIAN
Maksud
pelestarian ialah mengusahakan agar bahan pustaka tidak cepat rusak, Sedangkan
tujuan peletarian bahan pustaka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Menyelamatkan
nilai informasi dokumen
2. Menyelamatkan
fisik dokumen
3. Mengatasi
kendala kekurangan ruang
4. Mempercepat
perolehan informasi
C. FUNGSI PELESTARIAN
Pelestarian
memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Fungsi
melindungi, Bahan pustaka dilindungi dari serangan serangga, manusia,
jamur, panas dan sebagainya
2. Fungsi
pengawetan.Dengan dirawat baik-baik bahan pustaka menjadi awet,lebih lama
dipakai dan lebih banyak pembaca menggunakan bahan pustaka tersebut
3. Fungsi
kesehatan.Dengan pelestarian yang baik maka bahan pustaka menjadi bersih,bebas
debu,jamur,hewan perusak dan berbagai penyakit,sehingga pembaca maupun
pustakawan jadi tetap sehat.Pembaca lebih bergairah membaca dan memakai
perpustakaan
4. Fungsi
pendidikan.Mendidik pemakai serta pustakawan untuk berdisplin tinggi dan
menghargai kebersihan
5. Fungsi
kesabaran.Merawat bahan pustaka ibarat merawat bayi atau orang tua,jadi harus
sabar,merawat bahan pustaka memerlukan kesabaran tingkat tinggi
6. Fungsi
sosial.Pustakawan harus mengikutsertakan pembaca perpustakaan untuk tetap
merawat bahan pustaka dan perpustakaan
7. Fungsi ekonomi.Dengan pelestarian yang baik
bahan pustaka menjadi lebih awet,lebih hemat keuangan dan banyak aspek ekonomi
lain yang berhubungan dengan pelestarian bahan pustaka
8. Fungsi
keindahan.Dengan pelestarian yang baik,dan penataan bahan pustaka yang rapi
perpustakaan menjadi lebih indah sehingga menambah daya tarik kepada pembacanya.
D. UNSUR – UNSUR PELESTARIAN
Unsur
– unsur yang perlu diperhatikan dalam pelestarian pustaka adalah :
1. Manajemennya,
bahan pustaka yang akan diperbaiki harus dicatat apa saja kerusakannya, apa
saja kerusakannya dan bahan kimia yang diperlukan, dan sebagainya.
2. Tenaga
yang merawat bahan pustaka dengan keahlian yang mereka miliki adalah hendaknya
mereka yang memiliki ilmu atau keahlian dalam bidang ini.
3. Laboratorium,
yaitu suatu ruang pelestarian dengan berbagai peralatan yang diperlukan.
4. Dana untuk
keperluan kegiatan ini harus diusahakan dan dimonitor dengan baik.
KEGIATAN BELAJAR
2
A. SEJARAH BAHAN PUSTAKA DAN CARA
PERAWATANNYA
Bahan
yang dikenal sebagai medium perekam hasil budaya manusia adalah:
1. Tanah
liat
2. Papyrus
3. Kulit
kayu
4. Daun
tal atau lontar
5. Kayu
6. Gading
7. Tulang
8. Batu
9. Logam
( metal )
10. Kulit
binatang
11. Pergamen
( parchment )dan vellum
12. Kulit
13. Kertas
14. Papan
15. Film
16. Pita magnetic
17. Disket
18. Video
disc. Dll
B. JENIS DAN MEDIUM PEREKAM INFORMASI
SEBELUM KERTAS
(
ZAMAN PRA KERTAS )
Beberapa jenis dan bahan tersebut yang sebagian
masih dijumpai saat ini adalah sebagai berikut :
1. Tanah
liat
Sejak zaman Assyria tanah liat sudah digunakan
sebagai media tulis, dibentuk bulat pipih seperti tablet, kemudian ditulis
dengan jarum atau benda keras runcing sewaktu masih lunak. Perpustakaan
Alexandria dimesir terkenal dengan koleksi tablet tanah liatnya.
2. Papyrus
Adalah hasil karya laminasi dengan lem, jadi bukan
kertas, karena itu sifatnya juga lain. Kita bisa meliat papyrus di British
Library, London.
3. Kulit
Kayu (Jawa Kliko)
Nama ini berasal dari bahasa latin bark, artinya
fiber buku. Kulit kayu sudah lama sekali digunakan sebagai tempat menulis. Pada
abad ke-17 di Eropa dan Amerika, kulit kayu digunakan untuk surat menyurat,
bahkan masih dipakai saat ini di Asia tengah dan Timur jauh.
4. Daun
Tal
Adalah jenis pohon palem yang tumbuh di tepi laut,
daunnya tebal dan kuat sehingga tidak rusak kalau ditulis. Daun tal dipotong
sepanjang kira – kira 45 cm diraut bagian tepinya sewaktu masih basah ditulis
dengan jarum.
5. Kayu
Sebelum ditemukan kertas dinegeri cina, kayu
digunakan sebagi bahan tulis menulis nomor dua sesudah sutra, agar lebih awet
dan tak diserang rayap perlu diawetkan dengan bahan kimia.
6. Gading
Gading ini adalah taring gajah bisa juga taring dari
binatang yang lain yang bisa ditulis. Bahan ini hamper tidak bisa rusak.
7. Tulang
Tulang lebih keras dari pada gading. Tetapi baik
sekali dipaki sebagai karya seni, ukiran, atau tulisan yang menarik.
8. Batu
Batu terbuat dari pasir bercampur dengan semen,
silica, iron oxide, dan carbonate. Yang paling mudah diukir ialah batu semen,
batu pualam cukup keras, sedangkan yang paling keras ialah batu granit.
9. Logam
Logam adalah alat tulis yang bisa tahan lama.
Jenisnya ada kuningan, tembaga, perunggu, dan timah. Timah adalah yang paling
lunak, sedangkan tembaga bisa dibentuk dengan cara menempanya. Benda – benda
ini tahan air dan tahan panas, tetapi tidak tahan oleh bahan kimia.
10. Kulit
Binatang
Sejak masa prasejarah, manusia sudah menggunakan
kulit sebagai keperluan mereka, sedangkan cara pengawetannya kulit menjadi
terkenal semenjak zaman Mesir Kuno
11. Parchment
dan Vellum
Vellum adalah kulit binatang muda yang umurnya
kurang dari 6 minggu, sedang parchment adalah kulit domba, ewes, kambing, juga
binatang lain kadang dipakai. Vellum digunakan untuk menulis manuskrip luks dan
jilidan mahal, sedang parchment digunakan untuk menulis manuskrips yang
berkualitas murahan.
12. Kulit
Kulit digunakan sampul buku sampai abad ke-19 lebih
dari 2000th orang sudah mengenal cara memproes kulit yang biasa disebut “ samak
“. Perubahan kulit menjadi leather meningkatkan mutunya, lebih tahan air, awet
dipakai dan lebih lentur.
KEGIATAN
BELAJAR 3
SEJARAH BAHAN
PUSTAKA
A. ZAMAN KERTAS
1. Sejarah Kertas
Kata
kertas berasal dari bahasa Prancis papier dari bahasa latin papyros. Menurut
Encyclopedia Britannica volume 17, ( 1961:229 ). Kertas ialah nama yang umum
dikenal sebagai benda yang dipergunakan untuk menulis dan membungkus.
Menurut
definisi SII 0658-82 kertas adalah lembaran yang terbuat dari serat selulosa
yang telah mengalami pengerjaan penggilingan, ditambah beberapa bahan tambahan
yang saling menjalin, yang umumnya mempunyai berat lebih ringan dari 165 gr/m.
Menurut
kunha, kertas bias dibuat dari berbagi serat, yaitu :
a) Serat
binatang seperti wol, bulu, rambut, sutera.
b) Serat
bahan mineral, misalnya asbes
c) Serat
sintesis, misalnya rayon, nilon, kaca
d) Serat
keramik, baja, dan barang tambang lainnya
e)
Serat tumbuh – tumbuhan, misalnya kapas,
kayu, merang, dsb.
2. Proses pembuatan kertas.
Dalam
proses pembuatan bubur kertas dapat dibagi menjadi tiga macam cara, yaitu:
a) Proses
mekanis, yaitu suatu proses penggilingan bahan baku dengan batu sambil dibasahi
air agar lebih mudah.
b) Proses
semi kimia, yaitu bahan kayu direndam, dan dipanaskan dengan bahan kimia sampai
lunak baru kemudian digiling.
c) Proses
kimia, yaitu proses pembuatan bubur kertas. Bahan baku kayu dimasak dengan
bahan kimia sampai lignin dan hemiselulosa terpisah dari serat selulosanya.
B. ZAMAN PASCA KERTAS
Selain
jenis buku, bahan pustaka yang lain ialah bahan non buku yang lazim disebut
bahan audio visual ( rekaman suara, radio, film, video ), alat peraga, mikro
film dan sebagainya.
Bahan
audio visual ( AV ) ialah bahan yang bias didengar ( audio ) dan bisa dilihat (
visual ). Dalam mempelajari bahan AV kita harus memahami apa yang disebut
hardware dan software. Hardware adalah alat yang digunakan untuk mempromosikan
bahan AV tersebut, misalnya proyektor. Sedang software ialah program dari bahan
AV sendiri, misal kaset, film berbagai ukuran, kaset video dan sebagainya.
1.
Rekaman Suara
Ada
beberapa macam rekaman suara misalnya :
a.
Piringan Hitam
b.
Radio
c.
Pita magnetic
2.
Video
Yang
penting bagi pustakawan ialah harus bisa mengoperasikan video player maupun
kamera perekamnya, kecepatan yang diperlukan, jenis video, VHS, betamax,
umatic, dan sebagainya, baterai penggeraknya, kabel penyertanya serta listrik
yang dipakai.
3.
Komputer
Perkembangan terakhir ialah adanya CD-ROM Multimedia
yang mampu menyajikan informasi dalam bentuk campuran antara text penuh, data bibliografi
dan gambar serta suara.
4.
Micro film
Digunakan untuk melestarikan kandungan informasi
pada bahan pustaka, bahan Micro film yang baik berupa selulosa asetat (
selulosa diasetat, selulosa tiaseta ) maupun ester campuran.
5.
Blue Print / Gambar arsitektur
Bahan jenis ini banyak diperoleh dari masa ke masa
termasuk yang terdapat pada kain liner. Bahan ini juga memerlukan penangan
tersendiri, seperti pemeliharaan pada peta.
6.
Bahan arsip
Bahan ini meliputi notulen rapat dan bahan – bahan
arsip suatu lembaga
7.
Manuscript
Adalah bentuk tulisan tangan asli misalnya buku
catatan dan surat menyurat. Informasi ini tidak untuk diterbitkan karena
terbuat dari bahan sejenis buku, mka cara menanganinya seperti buku.
MODUL 2
FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN BAHAN PUSTAKA DAN CARA
PENANGGULANNYA
KEGIATAN BELAJAR
1
MACAM-MACAM
PERUSAK BAHAN PUSTAKA
Masalah
kerusakan bahan pustaka telah menjadi bahan pembicaraan semenjak zaman
Aristoteles. Para cendekiawan waktu itu, memungkinkan bahwa berbagai jenis
serangga tertenu adalah perusak bahan pustaka. Aristoteles menyatakan bahwa
ikan perak adalah salah satu jenis serangga perusak buku yang cukup hebat.
Jenis
perusak bahan pustaka tersebut sangat tergantung pada keadaan iklim dan alam
setempat, serta lingkunganya.
Dalam
buku Aristoteles yang ditulis dalam tahun 1966, Plumbe menjelaskan secara
panjang. Lebar mengenai berbagai perusak Plumbee menjelaskan secara panjang
lebar mengenai berbagai perusak bahan pustaka untuk daerah tropis. Terutama
yang dikenal di Indonesia yaitu : Serangga, Binatang Pengerat, Jamur,
Kelembaban, Gempa Bumi, Kekeringan, Gelombang Pasang Surut, dan Angin Topan.
Kerusakan
bahan pustaka itu secara garis besar dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
yaitu :
1.
Faktor Biologi, missal serangga (rayap,
kecoa, kutu buku), binatang pengerat, dan jamur.
2.
Faktor Fisika, misal : Cahaya,
Udara/debu, suhu, dan kelembaban,
3.
Faktor kimia, missal zat-zat kimia,
keasaman, oksidasi.
4.
Faktor lain- lain misal , banjir, gempa
bumi, api, manusia
1.
Faktor
Biologi
A. Binatang pengerat
Contohnya
:Tikus Hitam, Tikus Cokelat, (Tikus Rumah), Tikus kelabu(Tikus sawah), Tikus
Kesturi dan tikus putih. Air kencing tikus juga dapat menyebabkan penyakit
Leptospira (Sejenis penyakit kuning)dan
tindakan untuk melindungi serangan tikus adalah tempat penyimpanan harus bersih
dan kering.
B. Serangga
Jenis
serangga cukup banyak, jenis-jenis serangga dapat digolongkan sebagai berikut
diantaranya : rayap, kecoa, ikan, Perak, Kutu Buku, ngengat dan kumbang bubuk.
1. Rayap
Sebutan
lain rayap adalah semut putih, makanan utama rayap adalah kayu, kertas, foto,
gambar, rumput, dll. Rayap bersifat kanibalistik (suka makana kawanya yang
mati). Dan rayap digolongkan menjadi dua yaitu: rayap bumi dan rayap kayu.
2. Kecoa
Adalah
jenis serangga bersayap dan mempunyai tanduk yang panjang jenisnya
bermacam-macam : diantaranya : Kecoa timur (Blatta Orientalis), Kecoa
Amerika (Periplaneta Americana). Kecoa
juga merupakan penyebab penyakit pes, lepra, kolera, tifus, dan lumpuh.
Anak-anak kotoran yang berupa cairan juga dapat merusak keutuhan bahan pustaka.
3. Ikan Perak (Silver fish)
Ikan
perak mempunyai banyak nama, anatara lain Silver moth, Sugar fish, Slicker fish
moth, dan Sugar Lousy. Serangga ini hidup ditempat yang gelap seperti
dibelakang buku-buku, rak-rak dan lemari.
4. Kutu Buku (Book Lice)
Jenis
serangga ini paling sukar diberantas dan jenis kutu buku yang di kenal ialah:
Lipocelis dirinatorium, Trogium pulsatorium, Pesoceoptropus Macrops,
Pesyllopsocus dll.
5. Ngengat Pakaian
Meskipun
serangga ini dinamakan ngengat pakaian, namun ia juga menyerang kulit dan
kertas. Jenisnya bermacam-macam contohnya : Tincola Polioella, Tincola
biselliela dan Tri Chorpaga tapetzella.
6. Kumbang
Jenis
kumbang yang berbahaya untuk perpustakaan adalah kumbng kulit, kumbang bubuk,
kumbang bertanduk panjang dan kumbang laba-laba.
C. Jamur (fungi)
Jamur
merupakan mikroorganisme yang tidak berklorofil. Jamur yang bias merusak bahan
pustaka merupakan jamur yang beracun yang lazim bias kita lihat pada pakaian,
kertas, atau benda-benda yang lain.
KEGIATAN BELAJAR
2
MACAM PERUSAK
BAHAN PUSTAKA
1. Faktor Fisika
A. Debu
Debu
dapat masuk keruang perpustakaan melalui pintu jendela atau lubang angin
perpustakaan. Debu yang bercampur dengan air lembab akan menimbulkan jamur pada
buku.
B. Suhu dan kelembaban
Kerusakan
kertas yang diakibatkan oleh suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan perekat
pada penjilidan buku menjadi kering, sedangkan jilidanya sendiri menjadi
longgar.
Suhu
yang tidak terlalu ekstrem seperti di Indonesia, tidak begitu pengaruh pada
kekuatan kertas. Masalah baru karena di Indonesia mempunyai kelembaban udara
relative tinggi. Jika udara lembab, maka kandungan air dalam kertas akan
meningkat.
C. Cahaya
Hindarilah
sinar ultraviolet yang masuk langsung ke Perpustakaan, yang menyebabkan
rusaknya tulisan yang memudar, sampai buku dan bahan cetak. Tidak hanya buku,
bahan audiovisual lainya seperti piringan hitam, kaset, audio maupun video akan
rusak jika kepanasan.
2. Faktor Kimia
Oksidasi
pada kertas terjadi karena adanya oksigen dari udara menyebabkan jumlah gugusan
karbonat dan karboksil bertambah dan diikuti dengan memudarnya warna kertas.
3. Faktor-faktor lain
a. Manusia
Manusia
dapat bertindak sebagai penyayang buku, tetapi juga bisa menjadi perusak buku
yang hebat.
b. Bencana alam
Bencana
alam seperti kebakaran / banjir, dapat mengakibatkan kerusakan koeksi bahan
pustaka dalam jumlah besar dan dalam waktu yang relatif singkat. Untuk
menanggulangi bahaya api maka factor yang perlu diperhatiakan antara lain:
1.
Alat dalam gedung yang digunakan yang
tahan api
2.
Perlu dipersiapkan alat pemadam
kebakaran
3.
Dilarang merokok didalam ruangan
perpustakaan
4.
Pemakaian peralatan listrik harus
hati-hati.
KEGIATAN BELAJAR
3
PERBAIKAN BAHAN
PUSTAKA DAN RESTORASI
Pekerjaan
memperbaiki bahan pustaka disebut restorasi. Pekerjaan itu meliputi :
1. Menambal
Kertas
Ada
2 jenis penambahan bahan pustaka yang dikenal, yaitu penambalan karena kertas
berlubang, dan penambalan karena kertas robek memanjang. Penambahan kretas yang
robek memanjang dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
Penambalan
dengan kertas jepang dan penambalan dengan kertas tisu. Menambal dengan kertas
jepang dikerjakan bila ada halaman buku
yang robek, baik lurus maupun tidak. apabila kertas yang rusak atau mengkilap
maka kertas penambalnya ialah heart tissue paper.
2. Memutihkan
kertas
Kertas
yang terkena debu atau Lumpur dapat diputihkan dengan menggunakan zat kimia
seperti : Cghloromine T, Gas Chloroksida, Natrium Chlorida, Potasium
Permanganate, dll.pemutihan hanya bersifat sekedar menghilangkan noda pada kertas.
Cara
memutihkan kertas
a. Menggunakan Chlorominet
2½
% dilarutkan kedalam air, kertas yang akan diputihkan diletakkan diatas kertas
penyerap. Kemudian diolesi larutan diatasnya.
b. Menggunakan gas Chlordioksida
Kertas
yang akan diputihkan dicelupkan kedalam larutan selama semenit , kemudian
diangkat. Agar kertas tidak robek dibantu penyangga kaca.
c. Manggunakan natrium Hipochlorite.
Bahan
ini bereaksi sangat lamban, karena itru baik untuk kertas. Tetapi kita harus
selalu memperhatikan PH yaitu 11.
d. Menggunakan Hidrogen Peroksida
Bahan
ini bereaksi cepat, biasanya disimpan didalam konsentrasi 30 % didalam botol /
dalam kaleng tertutup.
3. Menganti
halaman yang robek
Halaman
yang robek dan robekanya tidak dapat diperbaiki dengan menambalnya atau sudah
hilang, harus diganti dengn membuatkan Fotocopynya. Fotocopy tersebut dipotong
sesuai dengan ruas halaman buku, dan kemudian disisipkan pada buku yang rusak
setelah diukur dengan buku.
4. Mengencangkan
benang jilidan yang kendur.
Kalau
masih belum parah, kita cukup mengencangkan benang yang menjadi longgar dengan
menariknya. Kalu sudah telalu parah, maka bukalah kertas pelindung dan sampul
buku sekaligus.
5. Memperbaiki
punggung buku rengsel, atau sampul buku yang rusak.
Dengan
alat-alat penjilidan yang sederhana, berbagai kerusakan diatas dapat
diperbaiki. Maka dari itu kerusakan punggung buku, engsel buku dan sampul buku
harus dilakukan dengan membongkar buku yang rusak itu dan memperbaiki dengan
yang baru.
0 komentar:
Posting Komentar