MATERI DAN PEMBELAJARAN IPA SD
MODUL 1 BEKERJA ILMIAH
Merancang pengalaman
belajar sains terkait erat dengan pengembangan keterampilan proses sains karena
rancangan belajar sains harus sesuai dengan hakikat belajar sains dan terutama
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sudah di rumuskan dalam GBPP ( garis –
garis besar program pengajaran ) atau standar isi.
Keterampilan proses
perlu dikembangkan melalui pengalaman langsung, sebagai pengalaman belajar, dan
disadari ketika kegiatannyasedang berlangsung. Melalui pengalaman langsung
seseorang dapat lebih menghayati proses atau kegiatan yang sedang dilakukan.
Namun apabila dia sekadar melaksanakan tanpa menyadari yang sedang dilakukannya
maka perolehannya kurang bermakna dan memerlukan waktu lama untuk menguasainya.
Jenis keterampilan proses sains dan indikatornya
1. MENGAMATI/OBSERVASI
a. Menggunakan
sebanyak mungkin indera.
b. Mengumpulkan/menggunakan
fakta yang relevan.
2. MENGELOMPOKKAN/KLASIFIKASI
a. Mencatat
setiap pengamatan secara terpisah.
b. Mencari
persamaan, perbedaan.
c. Mengontraskan
ciri-ciri.
d. Membandingkan.
e. Mencari
dasar pengelompokan.
f.
Menghubungkan hasil – hasil pengamatan.
3. MENAFSIRKAN/INTERPRETASI
a. Menghub8ungkan
hasil – hasil pengamatan.
b. Menemukan
pola dalam suatu seri pengamatan.
c. Menyimpulkan
4. MERAMALKAN/PREDIKSI
a. Menggunakan
pola – pola hasil penelitian.
b. Mengemukakan
apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati
5. MENGAJUKAN
PERTANYAAN
a. Bertanya
apa, bagaimana dan mengapa.
b. Bertanya
untuk meminta penjelasan.
c. Mengajukan
pertanyaan yang berdasar hipotesis
6. BERHIPOTESIS
a. Mengetahui
bahwa ada lebih dari satu kemungkinan penjelasan dari satu kejadian.
b. Menyadari
bahwa suatu penjelasan perlu di uji kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih
banyak atau melakukan cara pemecahan masalah.
7. MERENCANAKAN
PERCOBAAN/PENELITIAN
a. Menentukan
alat/bahan/ sumber yang akan digunakan.
b. Menentukan
variabel/ faktor penentu.
c. Menentukan
apa yang diukur, diamati, dicatat.
d. Menentukan
apa yang akan dilaksanakan berupa langkah kerja.
8. MENGGUNAKAN
ALAT/BAHAN
a. Memakai
alat/bahan
b. Mengetahui
alasan mengapa menggunakan alat/bahan
c. Mengetahui
bagaimana menggunakan alat/ bahan.
9. Menerapkan
konsep
a. Menggunakan
konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru.
b. Menggunakan
konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi.
10. BERKOMUNIKASI
a. Memberikan/menggambarkan
data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan grafik atau tabel diagram.
b. Menyusun
dan menyampaikan laporan secara sistematis.
c. Menjelaskan
hasil percobaan atau penelitian
d. Membaca
grafik atau tabel diagram.
e. Mendiskusikan
hasil kegiatan suatu masalah atau suatu peristiwa.
11. MELAKSANAKAN
PERCOBAAN/EKSPERIMEN ( MENCAKUP SELURUH KPS ).
Setiap warga negara
perlu memiliki tingkat literasi sains agar dapat bertahan hidup di alam maupun
di tempatnya bekerja berbekal pengetahuan, pemahaman, keterampialn dan nilai –
nilai yang terdapat didalamnya.
Literasi diartikan
sebagai kapasitas siswa untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan serta
untuk menganalisis, bernalar dan berkomunikasisecara efektif apabila mereka
dihadapkan pada masalah, harus menyelesaikan dan menginterpretasi masalah pada
berbagai situasi.
Seperti pengukuran
keterampilan proses sains ( KPS ), Literasi sains dapat dilakukan dengan tes
tertulis setelah pembelajaran selesai dan menggunakan lembar observasi. Literasi
sains dapat diungkapkan dengan melibatkan soal konsep dan sebagian besar
berpikir, lembar abservasi dengan bantuan sejumlah pengamat untuk tes kinerja
atau performance assessment.
MODUL 2.
Model – model Pembelajaran IPA
Tugas guru dalam
mengajar terutama adalah membantu transfer belajar. Tujuan melakukan transfer
belajar adalah menerapkan hal – hal yang sudah dipelajari pada situasi baru.
Caranya dengan menjadikannya lebih bersifat umum. Terdapat perbedaan mendasar
antara pendapat penganut teori belajar prilaku dengan penganut teori belajar
kognitif. Perbedaan tersebiut terutama dalam hal perubahannya. Menurut teori
belajar prilaku belajar melibatkan perubahan perilaku, sedangkan menurut teori
belajar kognitif belajar melibatkan
perubahan pemahaman pandangan konstruktivis
lebih menekankan belajar sebagai upaya membangun konsep atau argumen yang
harus dilakukan sendiri oleh siswa yang belajar ( dengan bantuan guru atau
orang dewasa) .
Tugas guru adalah
menciptakan situasi konflik setelah siswa mengemukakan gagasannya, dan memberi
kesempatan kepada siswa untuk melakukan eksperimen atau observasi ( atau
membaca ) melalui interaksi sosial, mengemukakan konsepsi barunya dan
menerapkan pada situasi baru.
Menurut pandangan konstruktivis dalam proses pembelajaran IPA seyogianya
disediakan serangkaian pengalaman berupa kegiatan nyata yang rasional atau
dapat dimengerti siswa vdan memungkinkan terjadi interaksi sosial.
Model pembelajaran IPA
dipilih sesuai dengan sifat IPA sebagai pengetahuan dekleratif maupun
pengetahuan prosedural. Komponen – komponen pembentuk model pembelajaran
dirumuskan sesuai dengan sifat model pembelajaran yang disusun dan
terutamaditentukan oleh tujuan yang ingin dicapai melalui pembelajaran tersebut.
MODUL 3.
Klasifikasi dan Adaptasi Mahluk Hidup
Keragaman makhluk hidup
dipelajari dengan cara klasifikasi, yaitu mengelompokkan makhluk hidup
berdasarkan persamaan atau perbedaan ciri – ciri morfologi, anatomi, fisiologi,
dan tingkah laku.
Dalam pengklasifikasian
mahluk hidup meliputi sistem alami, sistem buatan dan sistem filogenetik yang berkembang menjadi sistem
dua kingdom, tiga kingdom, empat kingdom,
lima kingdom dan enam kingdom. Sistem
dua kingdom terdiri dari plantae dan animalia,
sistem tiga kingdom terdiri dari protista,
plantae, dan animalia.. sistem empat kingdom, terdiri dari monera, protista, plantae, dan animalia.sistem dari lima kingdom
terdiri dari monera, protista, fungi,
plantae, dan animalia. Sedangkan
sistem enam kindom terdiri dari Eubacterial,
Archaebacteria, protista, fungi, plantae, dan animalia.
Berdasarkan perubahan –
perubahan yang terjadi, adaptasi dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu sebagai
berikut.
1. Adaptasi Morfologi merupakan
suatu penyesuian mahluk hidup terhadap lingkungannya berkaitan dengan bentuk
dan struktur organ tubuh yang tampak dari luar dan mudah diamati.
2. Adaptasi fIisiologi merupakan
penyesuian fungsi fisiologi alat – alat atau organ – organ tubuh terhadap
lingkungan.
3. Adaptasi Tingkah Laku merupakan
penyesuian mahluk hidup terhadap lingkungannya melalui tingkah laku.
Beberapa faktor lingkungan darat mempengaruhi cara
adaptasi mahluk hidup antara lain :
1. Keadaan
tanah
2. Topografi
daratan
3. Suhu
lingkungan dan intensitas cahaya
Sedangkan faktor lingkungan air yang mempengaruhi
cara adaptasi mahluk hidup antara lain :
1. Kadar
garam atau mineral
2. Kedalaman
air
3. Intensitas
cahaya
4. Kadar
oksigen
5. Arus
air.
mantap bos, kunjungan baliknye wak..
BalasHapus