Rabu, 07 Mei 2014

Macam Macam Pupuk Organik dan Anorganik Pengertian Serta Unsur Mikro
 
PENGERTIAN PUPUK
Dalam arti luas yang dimaksud pupuk ialah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman.
Dalam pengertian yang khusus pupuk ialah suatu bahan yamg mengandung satu atau lebih  hara tanaman.

PENGERTIAN PUPUK SECARA LAIN
PUPUK adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik (mineral). Pupuk berbeda dari suplemen tambahan. Pupuk mengandung bahan baku pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara suplemen seperti hormontumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme. Ke dalam pupuk, khususnya pupuk buatan, dapat ditambahkan sejumlah material suplemen.

Dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat terkaku banyak zat makanan. Terlalu sedikit atau terlalu banyan zat makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan. Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke daun.



KATEGORI PUPUK

Pupuk dapat dibedakan berdasarkan bahan asal, senyawa, fasa, cara penggunaan, reaksi fisiologi, jumlah dan macam hara yang dikandungnya.
Berdasarkan asalnya dibedakan : 
  1. Pupuk alam ialah pupuk yang terdapat di alam atau dibuat dengan bahan alam tanpa proses yang berarti. Misalnya : pupuk kompos, guano, pupuk hijau dan pupuk batuan P.
  2. Pupuk buatan ialah pupuk yang dibuat oleh pabrik. Misalnya TSP, urea, rustika dan nitrophoska. Pupuk ini dibuat oleh pabrik dengan mengubah sumber daya alam melalui proses fisika dan / atau kimia.

Berdasarkan senyawanya dibedakan : 
  1. Pupuk organik ialah pupuk yang berupa senyawa organik. Kebanyakan pupuk alam tergolong pupuk organik ( pupuk kandang, kompos, guano ). Pupuk alam yang tidak termasuk pupuk organik misalnya rock phosphat, umumnya berasal dari batuan sejenis apatit [ Ca3(PO4)2].
  2. Pupuk anorganik atau mineral merupakan pupuk dari senyawa anorganik. Hampir semua pupuk buatan tergolong pupuk anorganik.

Berdasarkan fasa-nya dibedakan :
  1. Pupuk padat. Pupuk padat umumnya mempunyai kelarutan yang beragam mulai yang mudah larut air sampai yang sukar larut.
  2. Pupuk cair. Pupuk ini berupa cairan, cara penggunaannya dilarutkan dulu dengan air. Umumnya pupuk ini disemprotkan ke daun. Karena mengandung banyak hara, baik makro maupun mikro, harganya relatif mahal. Pupuk amoniak cair merupakan pupuk cair yang kadar N nya sangat tinggi sekitar 83%, penggunaannya dapat lewat tanah (injeksikan).

Berdasarkan cara penggunaannya dibedakan : 
  1. Pupuk daun ialah pupuk yang cara pemupukan dilarutkan dalam air dan disemprotkan pada permukaan daun.
  2. Pupuk aksr atau pupuk tanah ialah pupuk yang diberikan ke dalam tanah disekitar akar agar diserap oleh akar tanaman.

Berdasarkan reaksi fisiologisnya dibedakan : 
  1. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologisnya masam artinya bila pupuk tersebut diberikan ke dalam tanah ada kecenderungan tanah menjadi lebih masam (pH menjadi lebih rendah). Misalnya Za dan urea.
  2. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis basis ialah pupuk yang bila diberikan ke dalam tanah menyebabkan pH tanah cenderung naik misalnya: pupuk chili salpeter, calnitro, kalsium sianida.


Berdasarkan jumlah hara yang dikandungnya dibedakan : 
  1. Pupuk yang hanya mengandung satu hara tanaman saja. Misalnya : urea hanya mengandung hara N, TSP hanya dipentingkan P saja (sebetulnya mengandung Ca).
  2. Pupuk majemuk ialah pupuk yang mengandung dua atau lebih dua hara tanaman. Contohnya: NPK, amophoska, Nitrophoska dan rustika.

Berdasarkan macam hara tanaman dibedakan :
  1. Pupuk makro ialah pupuk yang mengandung hanya hara makro saja : NPK, nitrophoska, gandasil.
  2. Pupuk mikro ialah pupuk yang hanya mengandung hara mikro saja misalnya: mikrovet, mikroplet, metalik.
  3. Campuran makro dan mikro misalnya pupuk gandasil, bayfolan, rustika. Sering juga ke dalam pupuk campur makro dan mikro ditambahkan juga zat pengatur tumbuh (hormon tumbuh).
 
 
Macam macam pupuk organik 
 
1.    PUPUK HIJAU
Pupuk hijau terbuat dari tanaman atau komponen tanaman yang dibenamkan ke dalam tanah. Jenis tanaman yang banyak digunakan adalah dari familia Leguminoceae atau kacang-kacangan dan jenis rumput-rumputan (rumput gajah). Jenis tersebut dapat menghasilkan bahan organik lebih banyak, daya serap haranya lebih besar dan mempunyai bintil akar yang membantu mengikat nitrogen dari udara.
 
Keuntungan penggunaan pupuk hijau antara lain:
  1. Mampu memperbaiki struktur dan tekstur tanah serta infiltrasi air
  2. Mencegah adanya erosi
  3. Dapat membantu mengendalikan hama dan penyakit yang berasal dari tanah dan gulma jika ditanam pada waktu tanah bero
  4. Sangat bermanfaat pada daerah-daerah yang sulit dijangkau untuk suplai pupuk inorganik
 
Namun pupuk hijau juga memiliki kekurangan yaitu:
 
Tanaman hijau dapat sebagai kendala dalam waktu, tenaga, lahan, dan air pada pola tanam yang menggunakan rotasi dengan tanaman legume dapat mengundang hama ataupun penyakit dapat menimbulkan persaingan dengan tanaman pokok dalam hal tempa, air dan hara pada pola pertanaman tumpang sari
 
2.    PUPUK KOMPOS
Pupuk kompos merupakan bahan-bahan organik yang telah mengalami pelapukan, seperti jerami, alang-alang, sekam padi, dan lain-lain termasuk kotoran hewan. Sebenarnya pupuk hijau dan seresah dapat dikatakan sebagai pupuk kompos. Tetapi sekarang sudah banyak spesifisikasi mengenai kompos.
Biasanya orang lebih suka menggunakan limbah atau sampah domestik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan bahan yang dapat diperbaharui yang tidak tercampur logam dan plastik. Hal ini juga diharapkan dapat menanggulangi adanya timbunan sampah yang menggunung serta mengurangi polusi dan pencemaran di perkotaan.
 
3.    PUPUK KANDANG
Para petani terbiasa membuat dan menggunakan pupuk kandang sebagai pupuk karena murah, mudah pengerjaannya, begitu pula pengaruhnya terhadap tanaman. Penggunaan pupuk ini merupakan manifestasi penggabungan pertanian dan peternakan yang sekaligus merupakan syarat mutlak bagi konsep pertanian. Pupuk kandang mempunyai keuntungan sifat yang lebih baik daripada pupuk organik lainnya apalagi dari pupuk anorganik, yaitu pupuk kandang merupakan humus banyak mengandung unsur-unsur organik yang dibutuhkan di dalam tanah. Oleh karena itu dapat mempertahankan struktur tanah sehingga mudah diolah dan banyak mengandung oksigen. 
 
Penambahan pupuk kandang dapat meningkatkan kesuburan dan produksi pertanian. Hal ini disebabkan tanah lebih banyak menahan air sehingga unsur hara akan terlarut dan lebih mudah diserap oleh buluh akar. Sumber hara makro dan mikro dalam keadaan seimbang yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur mikro yang tidak terdapat pada pupuk lainnya bisa disediakan oleh pupuk kandang, misalnya S, Mn, Co, Br, dan lain-lain. Pupuk kandang banyak mengandung mikroorganisme yang dapat membanru pembetukan humus di dalam tanah dan mensintesa senyawa tertentu yang berguna bagi tanaman, sehingga pupuk kandang merupakan suatu pupuk yang sangat diperlukan bagi tanah dan tanaman dan keberadaannya dalam tanah tidak dapat digantikan oleh pupuk lain.
 
4.    PUPUK SERESAH
Pupuk seresah merupakan suatu pemanfaatan limbah atau komponen tanaman yang sudah tidak terpakai. Misal jerami kering, bonggol jerami, rumput tebasan, tongkol jagung, dan lain-lain. Pupuk seresah sering disebut pupuk penutup tanah karena pemanfaatannya dapat secara langsung, yaitu ditutupkan pada permukaan tanah di sekitar tanaman (mulsa). Peranan pupuk ini diantaranya :
  • Dapat menjaga kelembaban tanah, mengurangi penguapan, penghematan pengairan
  • Mencegah erosi, permukaan tanah yang tertutup mulsa tidak mudah larut dan terbawa air
  • Menghambat adanya pencucian unsur hara oleh air dan aliran permukaan
  • Menjaga tekstur tanah tetap remah
  • Menghindari kontaminasi penyakit akibat percikan air hujan
  • Memperlancar kegiatan jasad renik tanah sehingga membantu menyuburkan tanah dan sumber humus.
 
5.    PUPUK CAIR
Pupuk organik bukan hanya berbentuk padat dapat berbentuk cair seperti pupuk anorganik. Pupuk cair sepertinya lebih mudah dimanfaatkan oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai dan tidak dalam jumlah yang terlalu banyak sehingga manfaatnya lebih cepat terasa. Bahan baku pupuk cair dapat berasal dari pupuk padat dengan perlakuan perendaman. Setelah beberapa minggu dan melalui beberapa perlakuan, air rendaman sudah dapat digunakan sebagai pupuk cair.
 
 
Pupuk organik bukan hanya berbentuk padat dapat berbentuk cair seperti pupuk anorganik. Pupuk cair sepertinya lebih mudah dimanfaatkan oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai dan tidak dalam jumlah yang terlalu banyak sehingga manfaatnya lebih cepat terasa. Bahan baku pupuk cair dapat berasal dari pupuk padat dengan perlakuan perendaman. Setelah beberapa minggu dan melalui beberapa perlakuan, air rendaman sudah dapat digunakan sebagai pupuk cair.



PUPUK  ANORGANIK
Secara umum ada dua jenis pupuk anorganik yang tersedia di pasaran :
1.    PUPUK TUNGGAL : Pupuk yang dibuat dari satu unsur secara dominan.
Contohnya : Urea yang mengandung N, TSP atau SP 36 dengan P, dan KCl atau ZK dengan unsur K yang dominan.
2.    PUPUK MAJEMUK  : Pupuk yang mengandung lebih dari satu jenis unsur.
Contoh : pupuk DAP dan Amofos yang terbuat dari N dan P. Pupuk majemuk juga bisa tersusun dari 3 unsur. Sebut juga Rustika Yellow dan Mutiara. Kedua pupuk itu dilengkapi dengan kandungan N, P, dan K. Produsen pupuk biasanya juga menambahkan unsur-unsur mikro seperti Fe, B, Mo, Mn, dan Cu.

Agar praktis, pekebun biasanya memakai pupuk mejemuk. Umumnya di pasaran beredar pupuk dengan kandungan utama Nitrogen, fosfor, dan kalium dengan berbagai perbandingan. Besar kecilnya perbandingan itu dicantumkan di label kemasan. Tulisan 20;10;10 artinya kandungan nitrogen paling tinggi sehingga tepat digunakan untuk masa pertumbuhan.

Macam – macam pupuk organik

Dalam kehidupan sehari-hari dapat ditemui berbagai jenis pupuk organik yang dapat menjadikan tanah menjadi subur. Diantara jenis pupuk organik antara lain:
1. Pupuk  hijau
Pupuk hijau adalah pupuk yang terdiri dari daun-daunan yang mudah membusuk dalam tanah.
Daun-daunan dapat langsung dimasukkan ke dalam tanah sebagai pupuk hijau. Unsur hara yang terdapat pupuk hijau misalnya: N, P, K, dan unsur lainnya. Contoh pupuk hijau yang mudah didapat adalah sisa hasil pertanian. Sisa hasil pertanian banyak mengandung unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman. Pengembalian sisa tanaman diperlukan untuk mengembalikan unsur-unsur yang diambil tanaman unutk pertumbuhannya kembali lagi ke lahan pertanian. Upaya ini untuk menjaga kesuburan tanah.
Pengembalian sisa tanaman perlu memperhatikan agar proses peruraian bahan organik tidak mengganggu tanaman musim tanam berikutnya. Penanaman tanaman sebaiknya menunggu proses peruraian sempurna. Pada saat proses peruraian bahan organik jika terdapat tanaman bisa menyebabkan tanaman sakit. Perlu diperhatikan agar proses peruraian bahan organik tidak mengganggu kesehatan tanaman. Proses peruraian bahan organik tergantung jenis bahan/sisa tanaman.
2. Pupuk Kompos
Kompos adalah peruraian bahan organik oleh jasad renik (mikrobia). Pemberian kompos tidak hanya memperkaya unsur hara bagi tanamn, namun juga berperanan dalam memperbaiki struktur tanah, tata udara dan air dalam tanah, mengikat unsur hara dan memberikan makanan bagi jasad renik yang ada dalam tanah sehingga meningkatkan peran mikrobia dalam menjaga kesuburan tanah.
3. Pupuk kandang
Pupuk kandang merupakan pilihan pupuk organik yang bisa dimanfaatkan. Kandungan unsur hara dalam pupuk kandang tersebut tergantung dari jenis ternak dan makanan ternak yang diberikan, air yang diminum, umur ternak, dll. Hindarkan pemakaian pupuk kandang yang masih baru, sebab pupuk kandang yang masih baru belum masak benar, dan suhunya masih tinggi.
4. Pupuk cair
Banyaknya kandungan unsur hara yang ada di dalam lahan pertanian yang ada di lahan saudara dapat dilihat secara sederhana dari  penampakan warna tanaman di lahan saudara. Misalnya ada tanaman yang kelihatan hijau sementara yang lainnya terlihat kekuningan. Tanaman hijau menggambarkan bahwa tanah tersebut mempunyai cukup unsur hara. Sedangkan tanaman yang berwarna kuning biasanya menunjukkan bahwa tanah tersebut tidak cukup mempunyai unsur hara.
Untuk memudahkan unsur hara dapat diserap tanah dan tanaman bahan organik dapat dibuat menjadi pupuk cair terlebih dahulu. Pupuk cair menyediakan nitrogen dan unsur mineral lainnya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman, seperti halnya pupuk nitrogen kimia. Kehidupan binatang di dalam tanah juga terpacu dengan penggunaan pupuk cair. Pupuk cair tersebut dapat dibuat dari kotoran hewan yang masih baru. Kotoran hewan yang dapat digunakan misalnya kotoran kambing, domba, kelinci atau ternak lainnya.
5. Pupuk daun
Pupuk daun akan menjadikan tanaman lebih baik dan sehat. Pemberian pupuk daun diberikan melalui pencampuran pupuk dengan tanah agar diserap melalui akar.
Banyak petani menanam tanaman yang lebih sehat dengan pemakaian pupuk. Pupuk memberi makan pada tanaman dalam bentuk hara untuk membuat tanaman lebih kuat. Biasanya pupuk dicampur dengan tanah dan di serap tanaman melalui perakaran. Pupuk daun masuk ke dalam tanaman melalui lubang-lubang kecil pada daun yang disebut mulut daun (stomata). Lubang-lubang ini membuka dan menutup dan begitu kecil, sehingga kita tidak dapat melihatnya
Tanaman bernapas melalui lubang-lubang kecil tersebut. Lubang-lubang kecil tersebut juga digunakan tanaman untuk mengambil unsur hara dari udara. Mulut daun ini biasanya terbuka sepanjang malam sampai pagi hari, dan tertutup  pada tengah hari untuk menjaga kelembaban.
Mungkin kita sering menggunakan pupuk daun sebagai penambah unsur hara bagi tanaman agar tumbuh lebih sehat dan kuat dan tumbuh lebih cepat sehingga mampu melawan hama dan penyakit.
Pupuk daun biasanya dibuat dari bahan yang mengandung hara yang diperlukan tanaman seperti besi, belerang, nitrogen dan kalium. Pemberian hara tambahan ini pada tanaman akan membantunya tumbuh lebih kuat dan lebih sehat.
Pupuk daun dapat dibuat dari tanaman-tanamn lokal yang ada di sekitar kita yang mengandung unsur-unsur besi, belerang, nitrogen dan kalium. Tanaman tersebut misalnya sejenis Solanum nigrum/terung leuca.
6. Bokashi
Bokashi adalah salah satu cara untuk membuat pupuk organik yang juga mudah dilakukan. beberapa jenis bokashi antara lain :
  • Bokashi Jerami dan Bokashi Pupuk Kandang
  • Bokashi Pupuk Kandang Ditambah Arang
  • Bokashi Pupuk Kandang Ditambah Tanah
  • Bokashi Ekspres (Sehari langsung jadi)

7. Pupuk KCl.
Pupuk KCL sebenarnya dapat dibuat sendiri dari rendaman sabut kelapa meski kandungan KCl-nya tidak sebesar kandungan pupuk KCL dari pabrik.

Pertanian Berkelanjutan Dengan Sistem Tumpang Sari Ramah Lingkungan


Pengelolaan usaha pertanian berkelanjutan yang masih dapat dikembangkan dan dipadukan dengan budidaya yang lain, seperti peternakan dan perkebunan sehingga sebuah usaha tani akan mempunyai pendapatan yang sifatnya berkesinambungan dari mulai pendapatan bulanan, 3 bulanan, 6 bulanan sampai tahunan serta perencanaan pendapatan untuk jangka panjang serta penggunaan pupuk, pestisida maupun pemberantasan hama secara  organik/alami yang ramah lingkungan akan menyelamatkan air tanah/tanah dari pencemaranan bahan pestisida kimia/zat kimia lainnya dan juga untuk menjaga kesehatan manusia serta pemanasan global.

Menjadikan kegiatan pertanian sebuah usaha mandiri yang dapat menopang ekonomi keluarga merupakan idaman bagi semua petani, namun untuk menuju kesana diperlukan semangat juang, teknologi yang memadai, kreatifitas serta perencanaan yang matang dalam menentukan budidaya secara efektif dan tepat.
Kebutuhan ekonomi keluarga yang berlangsung terus – menerus setiap harinya harus dapat diimbangi dengan budidaya yang terencana dan mengarah pada keberlanjutan. Salah satu perencanaan budidaya secara sederhana yang cukup efektif adalah dengan sistem tumpang  sari yang ramah lingkungan.
Tumpang Sari Ramah Lingkungan merupakan salah satu teknik budidaya dengan beberapa jenis tanaman yang dikelola secara bersamaan dengan memperhitungkan masa panen tanaman tersebut. Pengertian ramah lingkungan disini, di samping mengurangi penggunaan bahan-bahan anorganik (pupuk kimia, pestisida) dan meningkatkan penggunaan bahan-bahan organik (Kompos, Bokashi, pupuk organik cair dll) serta dalam mengatasi/mengusir hama pun dengan cara alami, dengan pestisida alami, perasan air bawang putih untuk hama kutu putih ataupun dengan kecubung untuk hama pada padi dan tanaman hortikultura  serta buah jengkol untuk hama tikus, dsb. Juga berorientasi untuk menjaga keseimbangan antarkomponen ekosistem. Hal ini dilakukan untuk menjaga keragaman spesies (komoditas) serta menjamin kelestarian sumber daya pertanian, seperti lahan air, dan organisme-organisme yang hidup didalamnya yang bermanfaat bagi kestabilan ekosistem.
Tujuan dari teknik tersebut diantaranya :
  • Usaha pertanian mempunyai hasil panen yang berkesinambungan
  • Mencoba memaksimalkan pengolahan lahan
  • Mengefektifkan penanggulangan hama dan penyakit
  • Menghemat sarana produki pertanian
  • Menjaga konservasi air dan tanah dari pencemaran zat kimia
  • Mencegah pemanasan global (Global Warming)
  • Menjaga kesehatan manusia
Langkah awal untuk untuk budidaya tumpang sari adalah menentukan jenis tanaman yang akan dibudidayakan, baik untuk jenis tanaman jangka pendek, atau jangka panjang. Sebagai gambaran, misalkan pada lahan yang dikelola akan dibudidayakan tanaman karet yang merupakan budidaya jangka panjang.
Hal ini akan lebih efektif jika diawali dengan pertanian hortikultura untuk budidaya jangka pendek, yaitu dengan budidaya cabai, sawi, tomat, labu, dan jenis sayuran lainnya atau palawija. Sampai tanaman karet kira-kira berumur 2,5 tahun, disela-selanya masih dapat dibudidayakan tanaman hortikultura.
Jenis tanaman hortikultura atau sayuran juga masih dapat dilakukan secara tumpang sari dalam pengelolaannya, yaitu dengan memperhitungkan masa panen tanaman tersebut. Misalnya sayuran yang berumur pendek seperti sawi, bayam, kangkung dapat dipadukan atau ditanam secara bersama-sama dengan tanaman sayuran jangka menengah seperti kubis, tomat dan cabai.
Menanam cabai, kubis dan sawi secara bersamaan dalam satu lahan dan satu balur merupakan salah satu contoh tumpang sari tanaman sayuran dengan alur masa panen yang berkesinambungan. Tanaman sawi akan habis masa panennya lebih awal antara 25-40 hari, setelah sawi habis maka tanaman kubis yang mempunyai masa panen antara umur 65-80 hari menjadi panen yang kedua. Sedang tanaman cabai yang masa panennya antara umur 3-6 bulan akan mengisi panen yang berikutnya. Dengan adanya pengelolaan yang tepat dalam satu lahan akan menghasilkan tanaman sayuran secara berturut-turut.
Gambaran di atas merupakan contoh kecil dalam pengelolaan usaha pertanian berkelanjutan yang masih dapat dikembangkan dan dipadukan dengan budidaya yang lain, seperti peternakan dan perkebunan sehingga sebuah usaha tani akan mempunyai pendapatan yang sifatnya berkesinambungan dari mulai pendapatan bulanan, 3 bulanan, 6 bulanan sampai tahunan serta perencanaan pendapatan untuk jangka panjang.
Untuk perencanaan tersebut di atas sudah tentu perawatan atau pemeliharaannya dilakukan dengan cara alamiah atau organik, dengan tidak sama sekali menggunakan bahan-bahan kimia serta dalam pemanfaatan lahannya harus dihindarkan penebangan pohon alami secara besar-besaran/liar  atau bukan di lahan konservasi/hutan lindung serta tidak menimbulkan bahaya longsor ataupun pembukaan lahan tanpa tebas bakar. Karena hal ini untuk mencegah kerusakan dan terganggunya  konservasi atau vegetasi/habitat  alami.


Faktor faktor yang mempengaruhi pertanian. Dalam pertanian, banyak aspek terlibat. Ya, dengan demikian pertanian dapat dikatakan sebagai sebuah sistem. Suatu sistem terdiri atas berberapa subsistem yang saling berinteraksi dan bekerja bersama. Jika satu subsistem mengalami gangguan, maka akan memengaruhi sistem secara keseluruhan. Subsistem tersebut antara lain input yang terdiri atas kondisi alam seperti tanah dan air, serta manusia dan alat penunjangnya. Di setiap tempat, kedua faktor ini bisa berbagai tipe, akibatnya bentuk pertanian menjadi beragam. Ada yang berupa sawah irigasi, sawah tadah hujan, perkebunan, dan lain sebagainya.
Mengenali Faktor yang Memengaruhi Pertanian
Melihat kenyataan bahwa pertanian merupakan salah satu Bentuk pengolahan sumber daya alam, sehingga tidak dimungkiri lagi kalau alamlah yang menjadi faktor utama dalam keberadaan lahan pertanian pada umumnya. Nah, berikut ini beberapa faktor yang memengaruhi pertanian serta peranannya.
a. Faktor Alami
Apabila kamu mampu membedakan berbagai Bentuk perwujudan penggunaan lahan di bidang pertanian, setidaknya kamu akan menemukan faktor alami yang memengaruhi perbedaan tersebut.
1) Iklim
Iklim mempunyai beberapa unsur atau parameter, yang tentunya juga bisa diukur. Lihat saja sawah tadah hujan yang tergantung dari ada tidaknya hujan, dalam arti yang luas yaitu ketersediaan air. Ya, seperti inilah peranan unsure iklim. Kamu telah belajar beberapa unsur iklim, sekarang cobalah temukan unsur iklim yang memengaruhi pertanian, jelaskan pula bagaimana peranannya. Kamu bisa menjawabnya dengan melakukan wawancara terhadap petani. Berikut ini salah satu contoh klasifikasi ketersediaan air berdasarkan zona agroklimat menurut Oldeman.
Zona Agroklimat Menurut Oldeman (1975)
2) Tanah
Tanah merupakan faktor penting dalam pertanian, karena tanah sampai saat ini merupakan media utama yang digunakan untuk media pertanian. Meskipun akhir-akhir ini berkembang pertanian tanpa menggunakan media tanah, perkembangan itu juga layak kamu ikuti, siapa tahu bermanfaat bagimu. Komponen tanah yang dipertimbangkan terutama kesuburan tanah, tetapi kita harus ingat bahwa kesuburan tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menyangkut sifat kimia, fisik, dan biologi tanah.
Masih ingat bukan apa saja sifat-sifat kimia, fisik, dan biologi tanah? Beberapa sifat kimia di antaranya kadar N (nitrogen), P (fosfor), dan K (potasium). Fungsi nitrogen dalam tanah terutama untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman dan pembentukan protein. Fosfor membantu dalam pembentukan sel, bunga, buah, dan biji, mempercepat pematangan, memperkuat batang dan ketahanan terhadap penyakit. Sementara potassium mempercepat akar. Berikut ini klasifikasi kadar N, P, dan K untuk pertumbuhan tanaman.
Klasifikasi N, P, dan K untuk Pertumbuhan Tanaman
Sementara itu, sifat fisik tanah yang banyak dipertimbangkan, yaitu drainase tanah, tekstur tanah, serta kedalaman efektif tanah. Drainase menggambarkan sifat kecepatan perpindahan air dari suatu bidang. Tekstur tanah menunjukkan ukuran butir tanah. Sifat tekstur berpengaruh pada kemudahan pertumbuhan akar tanaman dan pengolahannya.
Nah, bagaimana menilai tekstur tanah pun pernah kamu praktikkan di kelas X. Adapun kedalaman efektif menunjukkan kedalaman tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman, yaitu lapisan yang masih bisa ditembus oleh akar tanaman. Lalu bagaimanakah karakteristik faktor-faktor tersebut yang mendukung terhadap pertanian? Cermati tabel-tabel berikut ini.
Klasifikasi dan Kriteria Tekstur Tanah untuk Pertumbuhan Tanaman
Klasifikasi dan Kriteria Drainase Tanah untuk Pertumbuhan Tanaman

Klasifikasi dan Kriteria Kedalaman Tanah Efektif untuk Pertumbuhan Tanaman

3) Kondisi Medan
Kondisi medan di sini berbeda dengan tanah. Menurut van Zuidam, medan adalah suatu bidang lahan yang berhubungan dengan sifat-sifat fisik permukaan dan dekat permukaan yang kompleks dan penting bagi manusia. Jadi, kondisi medan lebih memandang bagaimana konfigursi permukaan Bumi yang ditentukan oleh kemiringan lereng, ada tidaknya singkapan batuan, serta keadaan batuan atau bahan kasar di permukaan Bumi.
Bahan kasar tersebut seperti kerikil, kerakal, dan batuan biasa. Menurutmu mengapa hal ini perlu dipertimbangkan? Bisakah kamu bayangkan seorang petani harus membajak sawah pada lokasi yang masih terdapat banyak batuan? Pasti akan sangat sulit dalam pengolahan lahannya bukan? Tidak hanya itu, bahkan factor persebaran bahan kasar ini juga menentukan pertumbuhan tanaman.
Selain itu, medan memengaruhi kondisi kestabilan lahan untuk bangunan. Meskipun kestabilan lahan tidak banyak berperan dalam memengaruhi keberadaan lokasi pertanian, namun perlu juga dipertimbangkan karena menyangkut kelangsungan lahan pertanian itu sendiri. Berikut ini criteria dan klasifikasi medan yang bisa digunakan sebagai pedoman penilaian kelayakan lahan untuk pertanian.
Klasifikasi Medan Berdasarkan Kemiringan Lereng, Persentase Bahan Kasar, dan Singkapan Batuan
b. Faktor Ekonomis dan Manusia
Bagaimana faktor ini memengaruhi pertanian? Pertanian dapat dikatakan sebagai proses produksi. Suatu proses produksi akan mempertimbangkan keuntungan secara ekonomi termasuk manusia sebagai salah satu modal dalam pengelolaan pertanian.
1) Manusia
Manusia sebagai tenaga pengelola lahan dibutuhkan dalam pertanian. Di beberapa tempat yang tersedia tenaga kerja yang melimpah, maka pertanian cenderung menggunakan tenaga manusia lebih banyak. Selain itu, keahlian yang dimiliki oleh tenaga kerja juga berpengaruh terhadap hasil pertanian.
2) Modal
Ketersediaan modal memengaruhi beberapa bagian dalam sistem pertanian. Pengaruhnya sering bisa dilihat dari hasil pertanian. Petani dengan modal yang terbatas, mempunyai keterbatasan dalam pengelolaan lahan, seperti penggunaan mesin, pemupukan dan lain sebagainya. Berbeda dengan petani yang mempunyai modal cukup. Sekarang coba kamu temukan bentuk lain pengaruh modal terhadap sistem pertanian.
3) Teknologi
Teknologi bisa membantu mengolah lahan menjadi lebih produktif. Beberapa bentuk teknologi antara lain irigasi dan penggunaan mesin. Menggunakan bantuan keduanya, hasil panen bisa meningkat. Selain itu, dengan teknologi petani juga bisa mengatasi berbagai keterbatasan lahan. Kemajuan teknologi mendorong penemuan yang terkait dengan dunia pertanian, seperti pengembangan akuakultur, pengembangan pupuk, dan penanggulangan penyakit.
4) Permintaan Pasar
Permintaan pasar menjadi faktor yang memengaruhi pertanian secara komersial. Ketika permintaan naik, maka petani akan berusaha untuk memenuhi target pemintaan pasar. Sebaliknya ketika permintaan menurun, kegiatan pertanian tidak menunjukkan geliat yang berarti.
5) Pemerintah
Pemerintah memberikan pengaruh pada pertanian dengan kebijakan dan bantuan yang diberikan kepada petani, seperti subsidi pupuk, bantuan pengembangan sarana irigasi, pembangunan waduk, pelatihan pengembangan pertanian, dan sebagainya.
Sekarang kamu sudah mengetahui apa yang memengaruhi berkembang tidaknya suatu pertanian. Jadi, bisakah kamu bayangkan bagaimana lokasi pertanian yang ideal? Yang perlu kamu pertimbangkan jika akan mengembangkan lahan menjadi lahan pertanian adalah tanaman apa yang hendak kamu tanam di lahan tersebut dan apakah tanaman itu cocok dengan kondisi lahan. Nah, berikut ini kamu akan belajar bagaimana menilai lahan untuk pertanian.

Apa yang dimaksud program panca usaha tani

panca usaha tani adalah, 5 usaha petani agar mendapatkan hasil yang maksimal atau mendapatkan hasil yang berkualitas
Panca usaha tani terdiri dari:

1. penggunaan bibit unggul
Benih unggul merupakan benih yang telah di pilih dan di pilah agar menghasilkan kualitas yang baik dan tahan hama penyakit dan gangguan lainnya. Penggunaan bibit unggul merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produksi.

2. Pengolahan tanah yang baik
Tanah yang baik adalah tanah yang mampu menyediakan unsur-unsur hara secara lengkap. Selain harus mengandung zat organik dan anorganik, air dan udara, yang tidak kalah penting adalah pengolahan tanah yang bertujuan memperbaiki struktur tanah. Tanah yang gembur akibat pengolahan memiliki rongga-rongga yang cukup untuk menyimpan air dan udara. Kondisi ini juga menguntungkan bagi mikro organisme tanah yang berperan dalam proses dekomposisi mineral dan zat organik tanah.

3. Penumpukan yang tepat
Pemupukan bertujuan untuk menggantikan hara yang hilang terbawa panen, volatilisasi, pencucian, fiksasi, dan sebagainya.Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani dan daya saing usaha tani produk pertanian serta sejalan dengan berbagai isu lingkungan dan pertanian berkelanjutan yang berbasis sumber daya, makin mendorong perlunya rekomendasi teknologi spesifik lokasi,terutama pupuk.

4. Pengendalian hama/penyakit
Pengendalian hama dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu mekanis, lingkungan atau ekologi, dan kimiawi.

5. Pengairan atau irigasi
irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian, yang jenisnya meliputi irigasi air permukaan, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa dan irigasitambak. Rismunandar (1993) menjelaskan bahwa yang disebut irigasi merupakan usaha pengendalian, penyaluran dan pembagian air yang benar–benar diatur oleh manusia danair benar–benar tunduk kepada manusia.Manfaat irigasi air tanah sebagai sumber air pertanian bagi petani pemakai air tanah, bagaimana mekanisme dan kontribusi pembayaran irigasi airtanah oleh petani pemakaiairtanah.

Ilmu Pertanian Umum

Secara etimologi Pertanian, berasal dari kata AGRICULTURE, dimana AGER artinya lahan atau tanah dan CULTURA artinya memelihara atau menggarap. Menurut A.T. Mosher, Pertanian adalah suatu jenis kegiatan produksi yang dilandasi oleh proses pertumbuhan tanaman dan hewan.
Ilmu Pertanian adalah suatu ilmu yang mencoba mengkaji dan menelaah usaha manusia dengan mengorganisasikan SDA, manusia dan lingkungan secara lebih berdaya guna dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Lingkungan adalah suatu system kompleks yang berda di luar individu yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan organisme.
Pertanian dalam arti sempit adalah sebagai pertanian rakyat, yaitu usaha pertanian keluarga, dimana produksi bahan makanan utama seperti beras, palawija dan tanaman hortikultura. Sedangkan pertanian dalam arti luas mencakup pertanian rakyat, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan.
SEJARAH PERKEMBANGAN PERTANIAN
Perkembangan masyarakat primitive –> Ketersediaan bahan pangan yang cukup –> Penduduk sangat kuran sedangkan bahan pangan melimpah –> Pemungutan, mengumpul atau berburu.
  1. Sumber pangan yang melimpah –> Sifanya sementara dan semakin berkurang
  2. Populasi manusia –> Semakin bertambah
Kedua hal tersebut di atas merupakan suatu masalah, yaitu bagaimana sumber-sumber pangan tetap tersedia untuk memnuhi kebutuhan manusia. Untuk mengatasi masalah tersebut dimulailah kegiatan pertanian dalam bentuk usahatani dengan cara mengembangkan tanaman dan hewan.
Keseluruhan proses di atas tersebut, Perkembangan Pertanian yang terdiri dari beberapa sistem pertanian.
Sistem pertanian Nomaden (berpindah)
  • Mengumpul
  • Berburu
Sistem pertanian ladang (Shifting Cultivation)
  • Tebas bakar
  • Tanam sebagian
  • Tanam Bergilir
Sistem pertanian menetap (Settled Agricultural)
  • Bahan makanan
  • Perkebunan
  • Perdagangan/Industri
  • Mekanisasi
  • Bioteknologi
UNSUR-UNSUR PERTANIAN
Pertanian adalah sejenis proses produksi khas yang didasarkan pada proses pertumbuhan tanaman dan hewan dimana para petani mengatur dan menggiatkan pertumbuhan tanaman dan hewan itu di dalam usahataninya.
Unsur-unsur pertanian adalah :
  1. Proses Produksi
  2. Petani
  3. Usahatani
  4. Usahatani sebagai perusahaan
Proses Produksi adalah suatu proses pengolahan bahan mentah menjadi bahan jadi. Tanaman adalah pabrik pertanian primer dan ternak (hewan) adalah pabrik pertanian sekunder. Pertanian timbul saaat manusia mulai mengendalikan dan mengatur pertumbuhan tanaman dan hewan.
Petani adalah orang yang mengendalikan pertumbuhan tanaamn dan hewan untuk memperoleh keuntungan dan orang yang terlibat langsung dalam proses pertumbuhan tanaman dan hewan. Petani berperan sebagai Manager (pengelola) dan Cultivator (jurutani), keterampilan tangan, otot dan mata.
Pengambilan  Keputusan Petani melalui 3 tahap, yaitu :
  1. Menemukan data, keterangan untuk pengambilan keputusan (Intelegence activity) atau pengkajian
  2. Mengetahui pilihan berbuat dari ragam pilihan yang ada (Design activity)
  3. Memilih diantara alternative (Choice alternative)
Ciri-ciri Petani :
  1. Petani berbeda satu dengan yang lain
  2. Hidup dibawah kesanggupan mereka
  3. Enggan mencoba metode baru yang dianjurkan
  4. Menghargai persetujuan keluarga dan masyarakat sekitarnya
  5. Petani progressif, percaya pada diri sendiri
  6. Tidak senang didesak dan diberi instruksi tentang apa yang mereka harus lakukan .
Petani Kecil, merupakan golongan terbesar dalam kelompok petani di dunia dengan cirri-ciri :
  1. Berusahatani dalam lingkungan tekanan penduduk local yang meningkat
  2. Mempunyai sumber daya yang terbatas sehingga menciptakan tingkat kehidupan yang rendah
  3. Bergantung seluruhnya atau sebagian kepada produksi yang subsisten
  4. Kurang memperoleh pelayanan kesehatan, pendidikan dan pelayanan lainnya.
Di Indonesia batasan petani kecil :
  1. Petani yang pendapatannya rendah, yaitu kurang dari setara 240 Kg beras per kapita per tahun
  2. Petani yang memiliki lahan sempit, yaitu <0,25 Ha lahan sawah di Jawa, atau <o,5 Ha di luar Jawa
  3. Petani yang kekurangan modal dan memiliki tabungan terbatas
  4. Petani yang memiliki pengetahuan terbatas dan kurang dinamik
  5.  

Unsur-Unsur Pertanian

Unsur-unsur pertanian adalah unsur-unsur yang membentuk sistem pertanian. Unsur-unsur ini dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok yang terdiri dari
  1. Proses produksi
  2. Petani atau pengusaha
  3. Usaha tani (farm)
  4. Perusahaan usahatani (farm bussiness)
Proses produksi
Tanaman merupakan pabrik pertanian yang primer (pokok) karena tanaman mampu merubah bahan anorganik menjadi bahan organik. Tanaman mengambil air (H2O) dari dalam tanah melalui akar dan CO2 dari udara melalui daun dan dengan bantuan cahaya matahari terjadilah proses fotosintesis yang menghasilakn bahan organik berupa fotosintat ayng kemudian selanjutnya diubah menjadi bahan organik komplek seperti biji, serat, minyak, kayu, dan lain-lain

Pertumbuhan tanaman ditentukan oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Artinya baik buruknya penampilan tanamandipengaruhi oleh sifat bawaan atau hereditas dan kesesuaiannya dengan lingkungan tumbuh. Keduanya saling menunjang bibit yang baik belum tentu tumbuh dengan baik pada lingkungan yang tidak baik. Sebaliknya lingkunganyang baik belum tentu memberikan dukungan produksi yang tinggi bila tanaman yang ditanam adalah bibit yang kurang baik dan tidak bermutu.

Ternak dan ikan merupakan pabrik sekunder karena ternak dan ikan tidak memproduksi sendiri bahan makanannya melainkan menngambil dari tumbuhan (bahan organik). Oleh karena ternak dan ikan mengambil bahan organik dari tumbuhan dirubah menjadi bahan organik yang lain sebagai produk baru yang dihasilkan seperti daging, susu, telur, kulit, wool, dan lain-lain yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
 
Implikasi proses produksi bagi pembangunan pertanian
Sifat-sifat proses produksi biologi dalam pertanian mempunyai banyak implikasi bagi pembangunan pertanian itu sendiri, antara lain : 

Pertanian memerlukan tempat yang tersebar luas
Sumber energi bagi pertumbuhan tanaman adalah sinar matahari. Oleh sebab itu pertanian tidak dapat dikonsentrasikan pada satu tempat seperti pabrik yang sumber energinya daopat disediakan dalam bentuk yang lain. Pertanian memerlukan tempat yang luas di permukaan bumi sehingga implikasinya adalah :
  1. Produksi per satuan luas harus diusahakan sebesar-besarnya
  2. Diperlukan jaringan transportasi yang tersebar untuk mengangkut hasil dan penyediaan sarana produksi
  3. Lingkungan hidup petani tidak dapat dikonsentrasikan dalam satu tempat seperti kota, tetapi tersebar dalam satuan-satuan yang kecil
Jenis usahatani dan potensi produksi pertanian berbeda dari satu tempat ke tempat lain
Jenis usahatani serta potensinya tergantung pada faktor lingkungan yaitu iklim dan sifat tanah. Faktor iklim berupa curah hujan, distribusi hujan, suhu , dan penyinaran. Sedangkan faktor sifat tanah berupa sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Iklim belum bisa dikuasai oleh manusia kecuali irigasi. Oleh karena itu jenis usahatani sangat bervariasi disesuaikan dengan keadaan dan irama perubahan iklim. Sifat fisik tanah yang meliputi topografi, drainase, kedalaman, permeabilitas, tekstur, dan struktur tanah sampai batas-batas tertentu telah dapat dikuasai oleh manusia. Oleh karena itu jenis usahatani dan penguasaannya harus disesuaikan dengan faktor-faktor tersebut.

Sifat kimia dan biologi tanah seperti kemasaman (pH), kandungan unsur hara, dan kandungan mikroorganisme relatif lebih mudah dikuasai. Perbaikan sifat kimia dan biologi tanah dapat diatasi dengan cara penambahan pupuk, pengapuran, penambahan bahan organik, dan penggunaan jasad mikro. Tetapi sifat kimia bervariasi dari satu tempat ke tempat lain, mungkin dari jarak dekat sehingga memerlukanpengeta huan yang agak detail mengenai keadaannya.

Faktor iklim dan sifat tanah secara keseluruhan sangat menentukan potensi produksi suatu tanaman. Implikasi faktor-faktor tersebut bagi pengembangan pertanian adalah :
  1. Pengembangan usahatani haruslah didasarkan atas faktor-faktor tersebut
  2. Kegiatan-kegiatan produksi dan jumlah serta jenis input yang diperlukan disesuaikan dengan keadaan setempat faktor-faktor tersebut
Kegiatan dan produksi pertanian bersifat musiman
Proses produksi di pabrik dilakukan dalam keadaan yang dapat diatur dimana setiap operasi dapat dilakukan setiap waktu sesuai dengan yang dikehendaki. Proses produksi pertanian dalam sisi lain juga dipengaruhi oleh faktor iklim dan faktor-faktor biotik lainnya seperti musim dan serangan hama penyakit yang berbeda dari waaktu ke waktu dan dari satu tempat ke tempat lain. Pelaksanaan pekerjaan tertentu misalnya membajak dan menanam hanya dapat dilakukan jika keadaan iklim dan tanah memungkinkan.

Tanaman pertanian mempunyai pola pertumbuhan musiman mulai dari saat tanam hingga panen. Hanya pada waktu-waktu tertentu tenaga manusia diperlukan. Diluar kegiatan pertanian tidak ada kegiatan lain kecuali menunggu masa panen. Keadaan tersebut mengaharuskan :
  1. Usaha pertanian didiverensiasikan agar penggunaan tenaga kerja lebih tersebar menurut waktu misalnya dengan sistem tanam tumpang sari beda umur, pemeliharaan ternak dan ikan, dan lain-lain
  2. Petani dan buruh perlu mempunyai ketrampilan yang agak luas agar dapat melakukan diversifikasi usahatani
Suatu perubahan dalam suatu tindakan memerlukan perubahan dalam hal lain
Penambahan pupuk dioerlukan untuk meningkatkan produksi. Tetapi hal ini hanya dapat terjadi jika varietas yang digunakan dirubah dengan varietas yang respon terhadap pemupukan. Dalam hal ini peranan pemuliaan tanaman menjadi sangat penting karena melalui pemuliaan tanaman dengan berbagai metodenya akan dihasilakn varietas unggul baru yang respon terhadap pemupukan, sehingga peningkatan produksi tanaman melalui pemupukan akan mudah diwujudkan.
Pertanian modern selalu berubah

Pertanian modern adalah pertanian yang berubah sesuai dengan kebutuhan manusia. Perubahan tersebut baik dalam volume produksi maupun jenis produksi. Penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang dalam pertanian memungkinkan tercapainya volume dan jenis produksi yang disesuaikan dengan kebutuhan. Ciri pertanian modern adalah pertanian progresif, petani selalu merasa tidak puas dengan apa yang telah mereka dapatkan, mereka terus mencari penemuan-penemuan baru yang lebih baik dari sebelumya, sehingga akan terus terjadi perubahan
Petani
 
Perbedaan utama antar tumbuh-tumbuhan dan binatang liar dengan pertanian adalah adanya manusia. Tidak pernah ada manusia apabila sinar matahari tidak menerpa permukaan bumi. Manusia berusaha mngatur atau mengusahakan tumbuh-tumbuhan dan hewan serta mneggunkan hasilnya. Mereka mengubah tempat tumbuh-tumbuhan dan hewan serta lingkungannya agar dapat memenuhi kebutuhan manusia. Manusia seperti ini disebut petani atau pengusaha pertanian. Atau dengan kata lain petani adalah orang atau sekelompokorang yang m,engusahakan atau mengatur tanaman dan hewan beserta lingkungannya agar terjadi pertumbuhan dan mengambil hasilnya. Dalam kegiatan usahatani, petanimerangkap dua peranan sebagai penggarap dan manager. Peranan petani dalam usahatani adalah sebagai berikut :

Petani sebagai penggarap
Peran pertama petania adalah memelihara tanaman dan hewan agar mendapatkan hasil yang diperlukan. Kegiatan tersebut meliputi membuat persemaian, pengolahan tanah, penanaman, pemupukan, penyiangan gulam, pengairan,pengendalian hama penyakit, serta memanen hasilnya. Sedangkan untuk kegiatan peternakan antara lain pembuatan kandang, pemberian makan, pembiakan, dan lain-lain.

Petani sebagai manajer
Paranan lain seorang petani dalam usaha tani adalah sebagai manajer atau pengelola.ketrampilan sebagai penggarap umumnya adalah ketrampilan otot, tangan, dan mata. Ketrampilan sebagai manajer dalam menjalankan usahanya menyangkut kegiatan otak yang didorong oleh keinginan dalam pengambilan keputusan atau pemilihan alternatif yang ada.

Keputusan yang harus diambil oleh petani mencakup pemilihan varietas yang akan ditanam, penggunaan pupuk atau tidak, memilih jenis ternak yang akan dipelihara, menentukan pembagian tenaga kerja yang tersedia terutama pada saat berbagai kegiatan dilakukan pada waktu yang sama.

Dengan makin majunya pertanian, petani dalam melaksanakan kegiatan pertanian harus lebih memusatkan pada aspek pembelian dan penjualan. Oleh karena itu dia harus memutuskan :
  1. Apakah akan membeli benih unggul, pestisida, maupun alat-alat baru
  2. Apakah akan dipergunakan tenaga kerja tambahan dalam usaha taninya
  3. Berapa banyak hasil pertanian yang akan dijual, kapan dijualnya, dan kepada siapa hasil tersebut akan dijual
Tugas petani sebagai manajer menjadilebih sulit dengan sanya perbedaan-perbedaab yang cukup besar misalnya keadaan tanah yang berbeda di berbagai tempat. Perbedaan-perbedaan tersebut menyebabkan perbedaan respon tanaman sehingga dapat mempengaruhi harga input dan hasil pertanian. Hal ini menyebabkan sulitnya dibat satu macam paket bagi semua petani.

Oleh karena itu penting bagi pembngunan pertanian untuk mengembangkan kemampuan yang ada , membuat usaha taninya lebih produktif dan mampu meningkatkan margin antara biaya dan penerimaan dari usahataninya.

Petani sebagai manusia
Seorang petani bukan hanya sebagai penggarap dan manajer. Dia adalah manusia yang merupakan anggota keompok manusia yaitu keluarga, tetangga, dan masyarakat. Keadaan petani sebagai perorangan banyak ditentukan oleh keanggotaannya di dalam kelompok tadi. Sebagai manusia biasa petani juga mempunyai kemampuan bekerj, belajar, berfikir kreatif dan imajinatif, serta mempunayi cita-cita sehingga sangat mempengaruhi perannya sebagai penggarap maupun manajer.

Dalam kehidupannya, petani memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Sebagai perseorangan petani berbeda satu sama lain
Petani umunya bekerja keras,. Meraka belajar dari tahun ke tahun dan jarang mengembangkan metode baru. Pada umumnya mereka menggunakan cara-cara yang biasa dipakai oleh orang tua mereka dan sesekali meniru sesuatu yang baru dari tetangganya. Mereka mengharapkan sedikit perubahan dalam kehidupannya atau sekedar terhindar dari kelaparan, sakit,dan kematian anak-anaknya serta dapat mempertahankan tanah yang dimiliki atau memperluasnya.

Sementara itu terdapat beberapa petani yang secara aktif mencari metode-metoe baru mengenai penanaman supaya hasil yang diperoleh meningkat. Di samping itu terdapat juga petani-petani yang tampaknya tidak dapat bertahan. Mereka membiarkan rumput-rumput tumbuh merajalela dan ternak berkeliaran. Mereka terjerumus semakin dalam ke jurang hutang, sehingga kehilangan harapan dan tidak menutup kemungkinan tanahnya pun akan hilang.

Petani hidup di bawah kemampuan
Sebenarnya petani dapat belajar dan menambah pengetahuan lebih banyak jika mereka ada kesempatan dan dorongan. Mereka dapat mencoba lebih banyak cara-cara lain daripada yang mereka pergunakan. Umumnya petani hidup menurut kebiasaan. Mereka mengenal suatu cara dan mempelajarinya secara terus-menerus.

Ada tiga macam kebiasaan mental petani yang penting bagi perkembangan pembangunan pertanian, yaitu :
Kebiasaan mengukur, yaitu berfikir dalam mengukur penggunaan sarana produksi yang akan dipergunakan termauk juga jumlah benda-benda. Dengan kebiasaan itu janganlah puas dengan menyatakan penen baik atau hasil cukup, tetapi seharusnya dalam jumlah kilogram atau to per hektar.
Kebiasaan bertanya, biasanya dilakukan dengan pertanyaan “Mengapa tanaman ini lebih baik dari tanaman itu?Kenapa hasil disini lebih baik dari hasil yang disana?”

Kebiasaan melihat atau mencari alternatif. Melihat dan mencari alternatif dari cara yang sudah dikenal dan dilakukan terhadap cara baru yang lebih baik.

Banyak kebiasaan yang menadi pengganggu dan penghambat dalam penerapan metode-metode baru. Kebiasaan tersebut dapat menyebabkan kesukaran dalam mempelajari cara-cara baru dari suatu pekerjaan, sehingga akan menghambat penerapan metode-metode baru yang lebih baik. Orang menganggap kebiasaan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan dan merasa mengkhianati dirinya sendiri jika mengubah kebiasaan itu dengan cara baru yang disarankan orang lain.

Kebiasaan tersebut seperti rendahnya kemampuan dalam fisik. Apakah akan merupakan hal yang beguna atau suatu yang merugikan tergantung dari masalah yang dihadapi. Dalam pertanian, kebiasaan merupakan hal yang brguna dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah dipelajari tetapi dapat juga merupakan penghambat dalam mempelajari teknologi baru.

Oleh karena itu petni sebagai manusia sesungguhnya hidup jauh di bawah kemampuan. Maka tujuan pembangunan pertanian adalah membantu petania sedemikian rupa sehingga mereka dapat menggunakan kemampuan sebaik-baiknya.

Petani merupakan sekelompok konklusi
Tidaklah benar bahwa petani mengusahakan usahatani untuk mendapatkan bagiannya dan keluarganya, barang-barang atau kepuasan pribadi

Sangat sedikit petani mempunyai dorongan sentimentil bahwa menggarap tanah hanaya untuk memenuhi kebutuhannya. Beberapa petani mencintai tanahnya tetapi mereka mengharapkan lebih daripada hanya kesenangan untuk melakukan hobinya. Apa yang mereka inginkan adalah makanan dan uang untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Selanjutnya mereka ingin mersa bangga dan puas bahwa telah menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Dan bahkan lebih baik berhasil dari tetangganya. Mereka akan merasa lebih puas apabila hasil pekerjaannya diketahui oleh anggota-anggota lain dan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya.

Tidaklah benar bahwa petani demikian sadarnya akan ketidaktentraman cuaca dan harga sehingga mereka mencoba dengan metode baru kecuali jika mereka yakin metode trsebut akan berhasil.

Banyaknya kekolotan dari petani itu sebenarnya merupakan kecerdikan. Mereka terlalu cerdik untuk mengambil resiko, terutama jika mereka hanya memiliki sejumlah uag simpanan yang sedikit, memiliki tanah yang sempit, dan hidup dekat dengan batas minimum. Untuk mengatasi kekolotan itu maka metode baru atau teknologi yang diajarkan / diapakai haruslah memeberikan harapan kenaikan penerimaan yang cukup besar.

Tidaklah benar bahwa petani pada umumnya memberikan nilai yang tinggi terhadap kemauan baik dalam persetujuan keluarga maupun tetangga. Uang bukanlah segala-galanya. Persahabatan dan persetujuan masyarakat penting bagi kita pada umunya. Kita tidak ingin dicemooh orang dan tidak ingin diasingkan dari pergaulan. Petani-petani memiliki perasaan tersebut. Sebagian tugas pengembangan pertanian adalah mengusahakan agar mengubah pandangan sosial dan meghormati orang-orang yang menunjukkan produktivitas tinggi dengan mengubah cara-cara usahataninya meskipun banyak menghadapi cobaan yang mengandung resiko.

Tidaklah benar bahwa petani-petani yang palingmaju adalah petani yang paling yakin akan penilaiannya dan yang merasa kurang memerlukan persetujuan dari orang lain
Petani-petani demikian tidak begitu khawatir akan cemoohan orang karena mereka yakin meskipun memebuat kesalahan, kesalahan tersebut dapat diperbaiki dan berhasil pada suatu waktu nanti. Orang demikian itu adalah pioner, dan merupakan inovator dalam masyarakat. Meskipun mereka kurang menghargai persetujuan atau pemufakatan dari kerabatnya, mereka bukanlah tidak menyadari akan hal itu. Mereka bersikap demikian karena mereka yakim bahwa pada akhirnya akan berhasil mendapatkan persetujuan itu.

Tidaklah benar bahwa petani tidak suka didesak-desak dan diinstruksikan untuk melakukan sesuatu
Semua petani kita tidak suka diperlakukan secara tidak manusiawi. Petani lebih menghargai diperalkukan sebagai manusia, sebagai seorang yang cerdas dan bertanggung jawab. Mereka akan menerima suatu pertolongan atau nasehat dari orang lain jika hal itu tidak melanggar harga diri dan integritas mereka sebagai manusia.

Pengaruh keluarga
Telah dikemukakan di atas bahwa petani sebagai penggarap dan manajer yang mengambil keputusan tentang apa yang akan ditanam. Mungkin lebih tepat jika dikatakan bahwa keputusan dinuat oleh keluarga petani karena berbagai macam kegiatan usahatani dilakukan oleh keluarga sehingga berbagai pekerjan dibagi antara keluarga. Pekerjaan yang dilakukan berbeda-beda menurut adat atau kebiasaan suatu tempat. Di dalam suatu daerah pria menanam tanaman, sedangkan di daerah lain pekerjaan ini dilakukan oleh wanita. Kadang-kadang pria yang membawa barang ke pasar sedangkan di tempat lain pekerjaan ini dilakukan oleh wanita. Pada kebanyakan masyarakat dewsa pria yang melakukan pekerjaan di sawah, sedangkan kaum wanitanya mengatur anggaran belanja. Dalam keadaan demikian itu wanita memegang peranan yang cukup penting dalam menentukan berapa besarnya biaya yang akan dikelurkan untuk pupuk, obat-obatan, dan alat kerja.

Anak laki-laki mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap bapaknya. Oarng muda lebih cenderung tertarik pada ide baru atau cara baru. Sementara itu kasih sayang orang tua terhadap keluarganya menyebabkan mereka berhasrat agar keluarganya dapat mengenyam kehidupan yang lebih baik.sekarang berjuta-juta orang tua di pedesaan menginginkan pendidikan yang lebih baik bagi anak-anaknya dan bersedia bekerja keras serta menerapkan teknologi baru untuk menginkan hal tersebut. Mereka juga mneginginkan fasilitas kesehatan yang baik bagi anak-anaki keluarganya. Demikian juga perusahaan dan produk-produk baru seperti sepeda, sepeda motor, mobil, bahkan alat-alt kosmetik merupakan perangsang bagi keluarga petani untuk meningkatkan produksinya agar dapat meningkatkan kemampuan (daya beli) mereka.

Kebanyakan keputusan tentang pertanian masih dinuat petani sebagai perorangan. Tetapi ia membuat keputusan-keputusan tersebut dalam rangka meemnuhi hasrat untuk memberikan sesuatu yang lebih baik bagi keluarganya. Oleh karen itu mereka tergantung pada hasil yang didapat dari usaha taninya. Anggota keluarganya mungkin memberikan tekanan kepada petani dalam mengambil keputusan ini. Di pihak lain hasrat petan untuk memberikan kehidupan yang lebih baik bagi keluarganya merupakan dorongan yang erfektif dalam banyak hal untuk meningkatkan produktivitas usahataninya.

Pertanian

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Gambaran klasik pertanian di Indonesia
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya.[1] Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa dipahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam (bahasa Inggris: crop cultivation) serta pembesaran hewan ternak (raising), meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.
Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor - sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Berdasarkan data BPS tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto.
Kelompok ilmu-ilmu pertanian mengkaji pertanian dengan dukungan ilmu-ilmu pendukungnya. Karena pertanian selalu terikat dengan ruang dan waktu, ilmu-ilmu pendukung, seperti ilmu tanah, meteorologi, teknik pertanian, biokimia, dan statistika juga dipelajari dalam pertanian. Usaha tani (farming) adalah bagian inti dari pertanian karena menyangkut sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budidaya. "Petani" adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh "petani tembakau" atau "petani ikan". Pelaku budidaya hewan ternak (livestock) secara khusus disebut sebagai peternak.

Cakupan pertanian

Pertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan yang melibatkan pemanfaatan makhluk hidup (termasuk tanaman, hewan, dan mikrobia) untuk kepentingan manusia. Dalam arti sempit, pertanian diartikan sebagai kegiatan pembudidayaan tanaman.
Usaha pertanian diberi nama khusus untuk subjek usaha tani tertentu. Kehutanan adalah usaha tani dengan subjek tumbuhan (biasanya pohon) dan diusahakan pada lahan yang setengah liar atau liar (hutan). Peternakan menggunakan subjek hewan darat kering (khususnya semua vertebrata kecuali ikan dan amfibia) atau serangga (misalnya lebah). Perikanan memiliki subjek hewan perairan (termasuk amfibia dan semua non-vertebrata air). Suatu usaha pertanian dapat melibatkan berbagai subjek ini bersama-sama dengan alasan efisiensi dan peningkatan keuntungan. Pertimbangan akan kelestarian lingkungan mengakibatkan aspek-aspek konservasi sumber daya alam juga menjadi bagian dalam usaha pertanian.
Semua usaha pertanian pada dasarnya adalah kegiatan ekonomi sehingga memerlukan dasar-dasar pengetahuan yang sama akan pengelolaan tempat usaha, pemilihan benih/bibit, metode budidaya, pengumpulan hasil, distribusi produk, pengolahan dan pengemasan produk, dan pemasaran. Apabila seorang petani memandang semua aspek ini dengan pertimbangan efisiensi untuk mencapai keuntungan maksimal maka ia melakukan pertanian intensif (intensive farming). Usaha pertanian yang dipandang dengan cara ini dikenal sebagai agribisnis. Program dan kebijakan yang mengarahkan usaha pertanian ke cara pandang demikian dikenal sebagai intensifikasi. Karena pertanian industri selalu menerapkan pertanian intensif, keduanya sering kali disamakan.
Sisi pertanian industrial yang memperhatikan lingkungannya adalah pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture). Pertanian berkelanjutan, dikenal juga dengan variasinya seperti pertanian organik atau permakultur, memasukkan aspek kelestarian daya dukung lahan maupun lingkungan dan pengetahuan lokal sebagai faktor penting dalam perhitungan efisiensinya. Akibatnya, pertanian berkelanjutan biasanya memberikan hasil yang lebih rendah daripada pertanian industrial.
Pertanian modern masa kini biasanya menerapkan sebagian komponen dari kedua kutub "ideologi" pertanian yang disebutkan di atas. Selain keduanya, dikenal pula bentuk pertanian ekstensif (pertanian masukan rendah) yang dalam bentuk paling ekstrem dan tradisional akan berbentuk pertanian subsisten, yaitu hanya dilakukan tanpa motif bisnis dan semata hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau komunitasnya.
Sebagai suatu usaha, pertanian memiliki dua ciri penting: selalu melibatkan barang dalam volume besar dan proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi. Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Beberapa bentuk pertanian modern (misalnya budidaya alga, hidroponik) telah dapat mengurangi ciri-ciri ini tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap demikian.

Sejarah singkat pertanian dunia

Daerah "bulan sabit yang subur" di Timur Tengah. Di tempat ini ditemukan bukti-bukti awal pertanian, seperti biji-bijian dan alat-alat pengolahnya.
Domestikasi anjing diduga telah dilakukan bahkan pada saat manusia belum mengenal budidaya (masyarakat berburu dan peramu) dan merupakan kegiatan pemeliharaan dan pembudidayaan hewan yang pertama kali. Selain itu, praktik pemanfaatan hutan sebagai sumber bahan pangan diketahui sebagai agroekosistem yang tertua.[2] Pemanfaatan hutan sebagai kebun diawali dengan kebudayaan berbasis hutan di sekitar sungai. Secara bertahap manusia mengidentifikasi pepohonan dan semak yang bermanfaat. Hingga akhirnya seleksi buatan oleh manusia terjadi dengan menyingkirkan spesies dan varietas yang buruk dan memilih yang baik.[3]
Kegiatan pertanian (budidaya tanaman dan ternak) merupakan salah satu kegiatan yang paling awal dikenal peradaban manusia dan mengubah total bentuk kebudayaan. Para ahli prasejarah umumnya bersepakat bahwa pertanian pertama kali berkembang sekitar 12.000 tahun yang lalu dari kebudayaan di daerah "bulan sabit yang subur" di Timur Tengah, yang meliputi daerah lembah Sungai Tigris dan Eufrat terus memanjang ke barat hingga daerah Suriah dan Yordania sekarang. Bukti-bukti yang pertama kali dijumpai menunjukkan adanya budidaya tanaman biji-bijian (serealia, terutama gandum kuna seperti emmer) dan polong-polongan di daerah tersebut. Pada saat itu, 2000 tahun setelah berakhirnya Zaman Es terakhir di era Pleistosen, di dearah ini banyak dijumpai hutan dan padang yang sangat cocok bagi mulainya pertanian. Pertanian telah dikenal oleh masyarakat yang telah mencapai kebudayaan batu muda (neolitikum), perunggu dan megalitikum. Pertanian mengubah bentuk-bentuk kepercayaan, dari pemujaan terhadap dewa-dewa perburuan menjadi pemujaan terhadap dewa-dewa perlambang kesuburan dan ketersediaan pangan. Pada 5300 tahun yang lalu di China, kucing didomestikasi untuk menangkap hewan pengerat yang menjadi hama di ladang.[4]
Teknik budidaya tanaman lalu meluas ke barat (Eropa dan Afrika Utara, pada saat itu Sahara belum sepenuhnya menjadi gurun) dan ke timur (hingga Asia Timur dan Asia Tenggara). Bukti-bukti di Tiongkok menunjukkan adanya budidaya jewawut (millet) dan padi sejak 6000 tahun sebelum Masehi. Masyarakat Asia Tenggara telah mengenal budidaya padi sawah paling tidak pada saat 3000 tahun SM dan Jepang serta Korea sejak 1000 tahun SM. Sementara itu, masyarakat benua Amerika mengembangkan tanaman dan hewan budidaya yang sejak awal sama sekali berbeda.
Hewan ternak yang pertama kali didomestikasi adalah kambing/domba (7000 tahun SM) serta babi (6000 tahun SM), bersama-sama dengan domestikasi kucing. Sapi, kuda, kerbau, yak mulai dikembangkan antara 6000 hingga 3000 tahun SM. Unggas mulai dibudidayakan lebih kemudian. Ulat sutera diketahui telah diternakkan 2000 tahun SM. Budidaya ikan air tawar baru dikenal semenjak 2000 tahun yang lalu di daerah Tiongkok dan Jepang. Budidaya ikan laut bahkan baru dikenal manusia pada abad ke-20 ini.
Budidaya sayur-sayuran dan buah-buahan juga dikenal manusia telah lama. Masyarakat Mesir Kuno (4000 tahun SM) dan Yunani Kuna (3000 tahun SM) telah mengenal baik budidaya anggur dan zaitun.
Tanaman serat didomestikasikan di saat yang kurang lebih bersamaan dengan domestikasi tanaman pangan. China mendomestikasikan ganja sebagai penghasil serat untuk membuat papan, tekstil, dan sebagainya; kapas didomestikasikan di dua tempat yang berbeda yaitu Afrika dan Amerika Selatan; di Timur Tengah dibudidayakan flax.[5] Penggunaan nutrisi untuk mengkondisikan tanah seperti pupuk kandang, kompos, dan abu telah dikembangkan secara independen di berbagai tempat di dunia, termasuk Mesopotamia, Lembah Nil, dan Asia Timur.[6]

Pertanian kontemporer

Citra satelit pertanian di Minnesota.
Citra inframerah pertanian di Minnesota. Tanaman sehat berwarna merah, genangan air berwarna hitam, dan lahan penuh pestisida berwarna coklat
Pertanian pada abad ke 20 dicirikan dengan peningkatan hasil, penggunaan pupuk dan pestisida sintetik, pembiakan selektif, mekanisasi, pencemaran air, dan subsidi pertanian. Pendukung pertanian organik seperti Sir Albert Howard berpendapat bahwa di awal abad ke 20, penggunaan pestisida dan pupuk sintetik yang berlebihan dan secara jangka panjang dapat merusak kesuburan tanah. Pendapat ini drman selama puluhan tahun, hingga kesadaran lingkungan meningkat di awal abad ke 21 menyebabkan gerakan pertanian berkelanjutan meluas dan mulai dikembangkan oleh petani, konsumen, dan pembuat kebijakan.
Sejak tahun 1990an, terdapat perlawanan terhadap efek lingkungan dari pertanian konvensional, terutama mengenai pencemaran air,[7] menyebabkan tumbuhnya gerakan organik. Salah satu penggerak utama dari gerakan ini adalah sertifikasi bahan pangan organik pertama di dunia, yang dilakukan oleh Uni Eropa pada tahun 1991, dan mulai mereformasi Kebijakan Pertanian Bersama Uni Eropa pada tahun 2005.[8] Pertumbuhan pertanian organik telah memperbarui penelitian dalam teknologi alternatif seperti manajemen hama terpadu dan pembiakan selektif. Perkembangan teknologi terkini yang dipergunakan secara luas yaitu bahan pangan termodifikasi secara genetik.
Di akhir tahun 2007, beberapa faktor mendorong peningkatan harga biji-bijian yang dikonsumsi manusia dan hewan ternak, menyebabkan peningkatan harga gandum (hingga 58%), kedelai (hingga 32%), dan jagung (hingga 11%) dalam satu tahun. Kontribusi terbesar ada pada peningkatan permintaan biji-bijian sebagai bahan pakan ternak di Cina dan India, dan konversi biji-bijian bahan pangan menjadi produk biofuel.[9][10] Hal ini menyebabkan kerusuhan dan demonstrasi yang menuntut turunnya harga pangan.[11][12][13] International Fund for Agricultural Development mengusulkan peningkatan pertanian skala kecil dapat menjadi solusi untuk meningkatkan suplai bahan pangan dan juga ketahanan pangan. Visi mereka didasarkan pada perkembangan Vietnam yang bergerak dari importir makanan ke eksportir makanan, dan mengalami penurunan angka kemiskinan secara signifikan dikarenakan peningkatan jumlah dan volume usaha kecil di bidang pertanian di negara mereka.[14]
Sebuah epidemi yang disebabkan oleh fungi Puccinia graminis pada tanaman gandum menyebar di Afrika hingga ke Asia.[15][16][17] Diperkirakan 40% lahan pertanian terdegradasi secara serius.[18] Di Afrika, kecenderungan degradasi tanah yang terus berlanjut dapat menyebabkan lahan tersebut hanya mampu memberi makan 25% populasinya.[19]
Di tahun 2009, China merupakan produsen hasil pertanian terbesar di dunia, diikuti oleh Uni Eropa, India, dan Amerika Serikat, berdasarkan IMF.Pakar ekonomi mengukur total faktor produktivitas pertanian dan menemukan bahwa Amerika Serikat saat ini 1.7 kali lebih produktif dibandingkan dengan tahun 1948.[20] Enam negara di dunia, yaitu Amerika Serikat, Kanada, Prancis, Australia, Argentina, dan Thailand mensuplai 90% biji-bijian bahan pangan yang diperdagangkan di dunia.[21] Defisit air yang terjadi telah meningkatkan impor biji-bijian di berbagai negara berkembang,[22] dan kemungkinan juga akan terjadi di negara yang lebih besar seperti China dan India.[23]

Tenaga kerja

Di tahun 2011, International Labour Organization (ILO) menyatakan bahwa setidaknya terdapat 1 miliar lebih penduduk yang bekerja di bidang sektor pertanian. Pertanian menyumbang setidaknya 70% jumlah pekerja anak-anak, dan di berbagai negara sejumlah besar wanita juga bekerja di sektor ini lebih banyak dibandingkan dengan sektor lainnya.[24] Hanya sektor jasa yang mampu mengungguli jumlah pekerja pertanian, yaitu pada tahun 2007. Antara tahun 1997 dan 2007, jumlah tenaga kerja di bidang pertanian turun dan merupakan sebuah kecenderungan yang akan berlanjut.[25] Jumlah pekerja yang dipekerjakan di bidang pertanian bervariasi di berbagai negara, mulai dari 2% di negara maju seperti Amerika Serikat dan Kanada, hingga 80% di berbagai negara di Afrika.[26] Di negara maju, angka ini secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan abad sebelumnya. Di abad ke 16, antara 55 hingga 75 persen penduduk Eropa bekerja di bidang pertanian. Di abad ke 19, angka ini turun menjadi antara 35 hingga 65 persen.[27] Angka ini sekarang turun menjadi kurang dari 10%.[26]

Keamanan

Batang pelindung risiko tergulingnya traktor dipasang di belakang kursi pengemudi
Pertanian merupakan industri yang berbahaya. Petani di seluruh dunia bekerja pada risiko tinggi terluka, penyakit paru-paru, hilangnya pendengaran, penyakit kulit, juga kanker tertentu karena penggunaan bahan kimia dan paparan cahaya matahari dalam jangka panjang. Pada pertanian industri, luka secara berkala terjadi pada penggunaan alat dan mesin pertanian, dan penyebab utama luka serius.[28] Pestisida dan bahan kimia lainnya juga membahayakan kesehatan. Pekerja yang terpapar pestisida secara jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan fertilitas.[29] Di negara industri dengan keluarga yang semuanya bekerja pada lahan usaha tani yang dikembangkannya sendiri, seluruh keluarga tersebut berada pada risiko.[30] Penyebab utama kecelakaan fatal pada pekerja pertanian yaitu tenggelam dan luka akibat permesinan.[30]
ILO menyatakan bahwa pertanian sebagai salah satu sektor ekonomi yang membahayakan tenaga kerja.[24] Diperkirakan bahwa kematian pekerja di sektor ini setidaknya 170 ribu jiwa per tahun. Berbagai kasus kematian, luka, dan sakit karena aktivitas pertanian seringkali tidak dilaporkan sebagai kejadian akibat aktivitas pertanian.[31] ILO telah mengembangkan Konvensi Kesehatan dan Keselamatan di bidang Pertanian, 2001, yang mencakup risiko pada pekerjaan di bidang pertanian, pencegahan risiko ini, dan peran dari individu dan organisasi terkait pertanian.[24]

Sistem pembudidayaan tanaman

Budi daya padi di Bihar, India
Sistem pertanaman dapat bervariasi pada setiap lahan usaha tani, tergantung pada ketersediaan sumber daya dan pembatas; geografi dan iklim; kebijakan pemerintah; tekanan ekonomi, sosial, dan politik; dan filosofi dan budaya petani.[32][33]
Pertanian berpindah (tebang dan bakar) adalah sistem di mana hutan dibakar. Nutrisi yang tertinggal di tanah setelah pembakaran dapat mendukung pembudidayaan tumbuhan semusim dan menahun untuk beberapa tahun.[34] Lalu petak tersebut ditinggalkan agar hutan tumbuh kembali dan petani berpindah ke petak hutan berikutnya yang akan dijadikan lahan pertanian. Waktu tunggu akan semakin pendek ketika populasi petani meningkat, sehingga membutuhkan input nutrisi dari pupuk dan kotoran hewan, dan pengendalian hama. Pembudidayaan semusim berkembang dari budaya ini. Petani tidak berpindah, namun membutuhkan intensitas input pupuk dan pengendalian hama yang lebih tinggi.
Industrialisasi membawa pertanian monokultur di mana satu kultivar dibudidayakan pada lahan yang sangat luas. Karena tingkat keanekaragaman hayati yang rendah, penggunaan nutrisi cenderung seragam dan hama dapat terakumulasi pada halah tersebut, sehingga penggunaan pupuk dan pestisida meningkat.[33] Di sisi lain, sistem tanaman rotasi menumbuhkan tanaman berbeda secara berurutan dalam satu tahun. Tumpang sari adalah ketika tanaman yang berbeda ditanam pada waktu yang sama dan lahan yang sama, yang disebut juga dengan polikultur.[34]
Di lingkungan subtropis dan gersang, preiode penanaman terbatas pada keberadaan musim hujan sehingga tidak dimungkinkan menanam banyak tanaman semusim bergiliran dalam setahun, atau dibutuhkan irigasi. Di semua jenis lingkungan ini, tanaman menahun seperti kopi dan kakao dan praktek wanatani dapat tumbuh. Di lingkungan beriklim sedang di mana padang rumput dan sabana banyak tumbuh, praktek budidaya tanaman semusim dan penggembalaan hewan dominan.[34]

Bentuk pembudidayaan tanaman di Indonesia

  • Sawah, yaitu suatu bentuk pertanian yang dilakukan di lahan basah dan memerlukan banyak air baik sawah irigasi, sawah lebak, sawah tadah hujan maupun sawah pasang surut[35].
  • Tegalan, yaitu suatu daerah dengan lahan kering yang bergantung pada pengairan air hujan, ditanami tanaman musiman atau tahunan dan terpisah dari lingkungan dalam sekitar rumah. Lahan tegalan tanahnya sulit untuk dibuat pengairan irigasi karena permukaan yang tidak rata. Pada saat musim kemarau lahan tegalan akan kering dan sulit untuk ditubuhi tanaman pertanian[35].
  • Pekarangan, yaitu suatu lahan yang berada di lingkungan dalam rumah (biasanya dipagari dan masuk ke wilayah rumah) yang dimanfaatkan untuk ditanami tanaman pertanian[35].

Sistem produksi hewan

Sistem produksi hewan ternak dapat didefinisikan berdasarkan sumber pakan yang digunakan, yang terdiri dari peternakan berbasis penggembalaan, sistem kandang penuh, dan campuran.[36] Di tahun 2010, 30 persen lahan di dunia digunakan untuk memproduksi hewan ternak dengan mempekerjakan lebih 1.3 miliar orang. Antara tahun 1960an sampai 2000an terjadi peningkatan produksi hewan ternak secara signifikan, dihitung dari jumlah maupun massa karkas, terutama pada produksi daging sapi, daging babi, dan daging ayam. Produksi daging ayam pada periode tersebut meningkat hingga 10 kali lipat. Hasil hewan non-daging seperti susu sapi dan telur ayam juga menunjukan peningkatan yang signifikan. Populasi sapi, domba, dan kambing diperkirakan akan terus meningkat hingga tahun 2050.[37]
Budi daya perikanan adalah produksi ikan dan hewan air lainnya di dalam lingkungan yang terkendali untuk konsumsi manusia. Sektor ini juga termasuk yang mengalami peningkatan hasil rata-rata 9 persen per tahun antara tahun 1975 hingga tahun 2007.[38]
Selama abad ke-20, produsen hewan ternak dan ikan menggunakan pembiakan selektif untuk menciptakan ras hewan dan hibrida yang mampu meningkatkan hasil produksi, tanpa memperdulikan keinginan untuk mempertahankan keanekaragaman genetika. Kecenderungan ini memicu penurunan signifikan dalam keanekaragaman genetika dan sumber daya pada ras hewan ternak, yang menyebabkan berkurangnya resistansi hewan ternak terhadap penyakit. Adaptasi lokal yang sebelumnya banyak terdapat pada hewan ternak ras setempat juga mulai menghilang.[39]
Produksi hewan ternak berbasis penggembalaan amat bergantung pada bentang alam seperti padang rumput dan sabana untuk memberi makan hewan ruminansia. Kotoran hewan menjadi input nutrisi utama bagi vegetasi tersebut, namun input lain di luar kotoran hewan dapat diberikan tergantung kebutuhan. Sistem ini penting di daerah di mana produksi tanaman pertanian tidak memungkinkan karena kondisi iklim dan tanah.[34] Sistem campuran menggunakan lahan penggembalaan sekaligus pakan buatan yang merupakan hasil pertanian yang diolah menjadi pakan ternak.[36] Sistem kandang memelihara hewan ternak di dalam kandang secara penuh dengan input pakan yang harus diberikan setiap hari. Pengolahan kotoran ternak dapat menjadi masalah pencemaran udara karena dapat menumpuk dan melepaskan gas metan dalam jumlah besar.[36]
Negara industri menggunakan sistem kandang penuh untuk mensuplai sebagian besar daging dan produk peternakan di dalam negerinya. Diperkirakan 75% dari seluruh peningkatan produksi hewan ternak dari tahun 2003 hingga 2030 akan bergantung pada sistem produksi peternakan pabrik. Sebagian besar pertumbuhan ini akan terjadi di negara yang saat ini merupakan negara berkembang di Asia, dan sebagian kecil di Afrika.[37] Beberapa praktek digunakan dalam produksi hewan ternak komersial seperti penggunaan hormon pertumbuhan menjadi kontroversi di berbagai tempat di dunia.[40]

Masalah lingkungan

Pertanian mampu menyebabkan masalah melalui pestisida, arus nutrisi, penggunaan air berlebih, hilangnya lingkungan alam, dan masalah lainnya. Sebuah penilaian yang dilakukan pada tahun 2000 di Inggris menyebutkan total biaya eksternal untuk mengatasi permasalahan lingkungan terkait pertanian adalah 2343 juta Poundsterling, atau 208 Poundsterling per hektare.[41] Sedangkan di Amerika Serikat, biaya eksternal untuk produksi tanaman pertaniannya mencapai 5 hingga 16 miliar US Dollar atau 30-96 US Dollar per hektare, dan biaya eksternal produksi peternakan mencapai 714 juta US Dollar.[42] Kedua studi fokus pada dampak fiskal, yang menghasilkan kesimpulan bahwa begitu banyak hal yang harus dilakukan untuk memasukkan biaya eksternal ke dalam usaha pertanian. Keduanya tidak memasukkan subsidi di dalam analisisnya, namun memberikan catatan bahwa subsidi pertanian juga membawa dampak bagi masyarakat.[41][42] Di tahun 2010, International Resource Panel dari UNEP mempublikasikan laporan penilaian dampak lingkungan dari konsumsi dan produksi. Studi tersebut menemukan bahwa pertanian dan konsumsi bahan pangan adalah dua hal yang memberikan tekanan pada lingkungan, terutama degradasi habitat, perubahan iklim, penggunaan air, dan emisi zat beracun.[43]

Masalah pada hewan ternak

PBB melaporkan bahwa "hewan ternak merupakan salah satu penyumbang utama masalah lingkungan".[44] 70% lahan pertanian dunia digunakan untuk produksi hewan ternak, secara langsung maupun tidak langsung, sebagai lahan penggembalaan maupun lahan untuk memproduksi pakan ternak. Jumlah ini setara dengan 30% total lahan di dunia. Hewan ternak juga merupakan salah satu penyumbang gas rumah kaca berupa gas metana dan nitro oksida yang, meski jumlahnya sedikit, namun dampaknya setara dengan emisi total CO2. Hal ini dikarenakan gas metana dan nitro oksida merupakan gas rumah kaca yang lebih kuat dibandingkan CO2. Peternakan juga didakwa sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya deforestasi. 70% basin Amazon yang sebelumnya merupakan hutan kini menjadi lahan penggembalaan hewan, dan sisanya menjadi lahan produksi pakan.[45] Selain deforestasi dan degradasi lahan, budi daya hewan ternak yang sebagian besar berkonsep ras tunggal juga menjadi pemicu hilangnya keanekaragaman hayati.

Masalah penggunaan lahan dan air

Transformasi lahan menuju penggunaannya untuk menghasilkan barang dan jasa adalah cara yang paling substansial bagi manusia dalam mengubah ekosistem bumi, dan dikategrikan sebagai penggerak utama hilangnya keanekaragaman hayati. Diperkirakan jumlah lahan yang diubah oleh manusia antara 39%-50%.[46] Degradasi lahan, penurunan fungsi dan produktivitas ekosistem jangka panjang, diperkirakan terjadi pada 24% lahan di dunia.[47] Laporan FAO menyatakan bahwa manajemen lahan sebagai penggerak utama degradasi dan 1.5 miliar orang bergantung pada lahan yang terdegradasi. Deforestasi, desertifikasi, erosi tanah, kehilangan kadar mineral, dan salinisasi adalah contoh bentuk degradasi tanah.[34]
Eutrofikasi adalah peningkatan populasi alga dan tumbuhan air di ekosistem perairan akibat aliran nutrisi dari lahan pertanian. Hal ini mampu menyebabkan hilangnya kadar oksigen di air ketika jumlah alga dan tumbuhan air yang mati dan membusuk di perairan bertambah dan dekomposisi terjadi. Hal ini mampu menyebabkan kebinasaan ikan, hilangnya keanekaragaman hayati, dan menjadikan air tidak bisa digunakan sebagai air minum dan kebutuhan masyarakat dan industri. Penggunaan pupuk berlebihan di lahan pertanian yang diikuti dengan aliran air permukaan mampu menyebabkan nutrisi di lahan pertanian terkikis dan mengalir terbawa menuju ke perairan terdekat. Nutrisi inilah yang menyebabkan eutrofikasi.[48]
Pertanian memanfaatkan 70% air tawar yang diambil dari berbagai sumber di seluruh dunia.[49] Pertanian memanfaatkan sebagian besar air di akuifer, bahkan mengambilnya dari lapisan air tanah dalam laju yang tidak dapat dikembalikan (unsustainable). Telah diketahui bahwa berbagai akuifer di berbagai tempat padat penduduk di seluruh dunia, seperti China bagian utara, sekitar Sungai Ganga, dan wilayah barat Amerika Serikat, telah berkurang jauh, dan penelitian mengenai ini sedang dilakukan di akuifer di Iran, Meksiko, dan Arab Saudi.[50] Tekanan terhadap konservasi air terus terjadi dari sektor industri dan kawasan urban yang terus mengambil air secara tidak lestari, sehingga kompetisi penggunaan air bagi pertanian meningkat dan tantangan dalam memproduksi bahan pangan juga demikian, terutama di kawasan yang langka air.[51] Penggunaan air di pertanian juga dapat menjadi penyebab masalah lingkungan, termasuk hilangnya rawa, penyebaran penyakit melalui air, dan degradasi lahan seperti salinisasi tanah ketika irigasi tidak dilakukan dengan baik.[52]

Pestisida

Penggunaan pestisida telah meningkat sejak tahun 1950an, menjadi 2.5 juta ton per tahun di seluruh dunia. Namun tingkat kehilangan produksi pertanian tetap terjadi dalam jumlah yang relatif konstan.[53] WHO memperkirakan pada tahun 1992 bahwa 3 juta manusia keracunan pestisida setiap tahun dan menyebabkan kematian 200 ribu jiwa.[54] Pestisida dapat menyebabkan resistansi pestisida pada populasi hama sehingga pengembangan pestisida baru terus berlanjut.[55]
Argumen alernatif dari masalah ini adalah pestisida merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produksi pangan pada lahan yang terbatas, sehingga dapat menumbuhkan lebih banyak tanaman pertanian pada lahan yang lebih sempit dan memberikan ruang lebih banyak bagi alam liar dengan mencegah perluasan lahan pertanian lebih ekstensif.[56][57] Namun berbagai kritik berkembang bahwa perluasan lahan yang mengorbankan lingkungan karena peningkatan kebutuhan pangan tidak dapat dihindari,[58] dan pestisida hanya menggantikan praktek pertanian yang baik yang ada seperti rotasi tanaman.[55] Rotasi tanaman mencegah penumpukan hama yang sama pada satu lahan sehingga hama diharapkan menghilang setelah panen dan tidak datang kembali karena tanaman yang ditanam tidak sama dengan yang sebelumnya.

Perubahan iklim

Pertanian adalah salah satu yang mempengaruhi perubahan iklim, dan perubahan iklim memiliki dampak bagi pertanian. Perubahan iklim memiliki pengaruh bagi pertanian melalui perubahan temperatur, hujan (perubahan periode dan kuantitas), kadar karbon dioksida di udara, radiasi matahari, dan interaksi dari semua elemen tersebut.[34] Kejadian ekstrim seperti kekeringan dan banjir diperkirakan meningkat akibat perubahan iklim.[59] Pertanian merupakan sektor yang paling rentan terhadap perubahan iklim. Suplai air akan menjadi hal yang kritis untuk menjaga produksi pertanian dan menyediakan bahan pangan. Fluktuasi debit sungai akan terus terjadi akibat perubahan iklim. Negara di sekitar sungai Nil sudah mengalami dampak fluktuasi debit sungai yang mempengaruhi hasil pertanian musiman yang mampu mengurangi hasil pertanian hingga 50%.[60] Pendekatan yang bersifat mengubah diperlukan untuk mengelola sumber daya alam di masa depan, seperti perubahan kebijakan, metode praktek, dan alat untuk mempromosikan pertanian berbasis iklim dan lebih banyak menggunakan informasi ilmiah dalam menganalisa risiko dan kerentanan akibat perubahan iklim.[61][62]
Pertanian dapat memitigasi sekaligus memperburuk pemanasan global. Beberapa dari peningkatan kadar karbon dioksida di atmosfer bumi dikarenakan dekomposisi materi organik yang berada di tanah, dan sebagian besar gas metanan yang dilepaskan ke atmosfer berasal dari aktivitas pertanian, termasuk dekomposisi pada lahan basah pertanian seperti sawah,[63] dan aktivitas digesti hewan ternak. Tanah yang basah dan anaerobik mampu menyebabkan denitrifikasi dan hilangnya nitrogen dari tanah, menyebabkan lepasnya gas nitrat oksida dan nitro oksida ke udara yang merupakan gas rumah kaca.[64] Perubahan metode pengelolaan pertanian mampu mengurangi pelepasan gas rumah kaca ini, dan tanah dapat difungsikan kembali sebagai fasilitas sekuestrasi karbon.[63]

Energi dan pertanian

Sejak tahun 1940, produktivitas pertanian meningkat secara signifikan dikarenakan penggunaan energi yang intensif dari aktivitas mekanisasi pertanian, pupuk, dan pestisida. Input energi ini sebagian besar berasal dari bahan bakar fosil.[65] Revolusi Hijau mengubah pertanian di seluruh dunia dengan peningkatan produksi biji-bijian secara signifikan,[66] dan kini pertanian modern membutuhkan input minyak bumi dan gas alam untuk sumber energi dan produksi pupuk. Telah terjadi kekhawatiran bahwa kelangkaan energi fosil akan menyebabkan tingginya biaya produksi pertanian sehingga mengurangi hasil pertanian dan kelangkaan pangan.[67]
Rasio konsumsi energi pada pertanian dan sistem pangan (%)
pada tiga negara maju
Negara Tahun Pertanian
(secara langsung & tidak langsung)
Sistem
pangan
Britania Raya[68] 2005 1.9 11
Amerika Serikat[69] 1996 2.1 10
Amerika Serikat[70] 2002 2.0 14
Swedia[71] 2000 2.5 13
Negara industri bergantung pada bahan bakar fosil secara dua hal, yaitu secara langsung dikonsumsi sebagai sumber energi di pertanian, dan secara tidak langsung sebagai input untuk manufaktur pupuk dan pestisida. Konsumsi langsung dapat mencakup penggunaan pelumas dalam perawatan permesinan, dan fluida penukar panas pada mesin pemanas dan pendingin. Pertanian di Amerika Serikat mengkonsumsi sektar 1.2 eksajoule pada tahun 2002, yang merupakan 1% dari total energi yang dikonsumsi di negara tersebut.[67] Konsumsi tidak langsung yaitu sebagai manufaktur pupuk dan pestisida yang mengkonsumsi bahan bakar fosil setara 0.6 eksajoule pada tahun 2002.[67]
Gas alam dan batu bara yang dikonsumsi melalui produksi pupuk nitrogen besarnya setara dengan setengah kebutuhan energi di pertanian. China mengkonsumsi batu bara untuk produksi pupuk nitrogennya, sedangkan sebagian besar negara di Eropa menggunakan gas alam dan hanya sebagian kecil batu bara. Berdasarkan laporan pada tahun 2010 yang dipublikasikan oleh The Royal Society, ketergantungan pertanian terhadap bahan bakar fosil terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Bahan bakar yang digunakan di pertanian dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor seperti jenis tanaman, sistem produksi, dan lokasi.[72]
Energi yang digunakan untuk produksi alat dan mesin pertanian juga merupakan salah satu bentuk penggunaan energi di pertanian secara tidak pangsung. Sistem pangan mencakup tidak hanya pada produksi pertanian, namun juga pemrosesan setelah hasil pertanian keluar dari lahan usaha tani, pengepakan, transportasi, pemasaran, konsumsi, dan pembuangan dan pengolahan sampah makanan. Energi yang digunakan pada sistem pangan ini lebih tinggi dibandingkan penggunaan energi pada produksi hasil pertanian, dapat mencapai lima kali lipat.[69][70]
Di tahun 2007, insentif yang lebih tinggi bagi petani penanam tanaman non-pangan penghasil biofuel[73] ditambah dengan faktor lain seperti pemanfaatan kembali lahan tidur yang kurang subur, peningkatan biaya transportasi, perubahan iklim, peningkatan jumlah konsumen, dan peningkatan penduduk dunia,[74] menyebabkan kerentanan pangan dan peningkatan harga pangan di berbagai tempat di dunia.[75][76] Pada Desember 2007, 37 negara di dunia menghadapi krisis pangan, dan 20 negara telah menghadapi peningkatan harga pangan di luar kendali, yang dikenal dengan kasus krisis harga pangan dunia 2007-2008. Kerusuhan akibat menuntut turunnya harga pangan terjadi di berbagai tempat hingga menyebabkan korban jiwa.[11][12][13]

Mitigasi kelangkaan bahan bakar fosil

Prediksi M. King Hubbert mengenai laju produksi minyak bumi dunia. Pertanian modern sangat bergantung pada energi fosil ini.[77]
Pada kelangkaan bahan bakar fosil, pertanian organik akan lebih diprioritaskan dibandingkan dengan pertanian konvensional yang menggunakan begitu banyak input berbasis minyak bumi seperti pupuk dan pestisida. Berbagai studi mengenai pertanian organik modern menunjukan bahwa hasil pertanian organik sama besarnya dengan pertanian konvensional.[78] Kuba pasca runtuhnya Uni Soviet mengalami kelangkaan input pupuk dan pestisida kimia sehingga usaha pertanian di negeri tersebut menggunakan praktek organik dan mampu memberi makan populasi penduduknya.[79] Namun pertanian organik akan membutuhkan lebih banyak tenaga kerja dan jam kerja.[80] Perpindahan dari praktek monokultur ke pertanian organik juga membutuhkan waktu, terutama pengkondisian tanah[78] untuk membersihkan bahan kimia berbahaya yang tidak sesuai dengan standar bahan pangan organik.
Komunitas pedesaan bisa memanfaatkan biochar dan synfuel yang menggunakan limbah pertanian untuk diolah menjadi pupuk dan energi, sehingga bisa mendapatkan bahan bakar dan bahan pangan sekaligus, dibandingkan dengan persaingan bahan pangan vs bahan bakar yang masih terjadi hingga saat ini. Synfuel dapat digunakan di tempat; prosesnya akan lebih efisien dan mampu menghasilkan bahan bakar yang cukup untuk seluruh aktivitas pertanian organik.[81][82]
Ketika bahan pangan termodifikasi genetik (GMO) masih dikritik karena benih yang dihasilkan bersifat steril sehingga tidak mampu direproduksi oleh petani[83][84] dan hasilnya dianggap berbahaya bagi manusia, telah diusulkan agar tanaman jenis ini dikembangkan lebih lanjut dan digunakan sebagai penghasil bahan bakar, karena tanaman ini mampu dimodifikasi untuk menghasilkan lebih banyak dengan input energi yang lebih sedikit.[85] Namun perusahaan utama penghasil GMO sendiri, Monsanto, tidak mampu melaksanakan proses produksi pertanian berkelanjutan dengan tanaman GMO lebih dari satu tahun. Di saat yang bersamaan, praktek pertanian dengan memanfaatkan ras tradisional menghasilkan lebih banyak pada jenis tanaman yang sama dan dilakukan secara berkelanjutan.[86]

Ekonomi pertanian

Ekonomi pertanian adalah aktivitas ekonomi yang terkait dengan produksi, distribusi, dan konsumsi produk dan jasa pertanian.[87] Mengkombinasikan produksi pertanian dengan teori umum mengenai pemasaran dan bisnis adalah sebuah disiplin ilmu yang dimulai sejak akhir abad ke 19, dan terus bertumbuh sepanjang abad ke-20.[88] Meski studi mengenai pertanian terbilang baru, berbagai kecenderungan utama di bidang pertanian seperti sistem bagi hasil pasca Perang Saudara Amerika Serikat hingga sistem feodal yang pernah terjadi di Eropa, telah secara signifikan mempengaruhi aktivitas ekonomi suatu negara dan juga dunia.[89][90] Di berbagai tempat, harga pangan yang dipengaruhi oleh pemrosesan pangan, distribusi, dan pemasaran pertanian telah tumbuh dan biaya harga pangan yang dipengaruhi oleh aktivitas pertanian di atas lahan telah jauh berkurang efeknya. Hal ini terkait dengan efisiensi yang begitu tinggi dalam bidang pertanian dan dikombinasikan dengan peningkatan nilai tambah melalui pemrosesan bahan pangan dan strategi pemasaran. Konsentrasi pasar juga telah meningkat di sektor ini yang dapat meningkatkan efisiensi. Namun perubahan ini mampu mengakibatkan perpindahan surplus ekonomi dari produsen (petani) ke konsumen, dan memiliki dampak yang negatif bagi komunitas pedesaan.[91]
Kebijakan pemerintah suatu negara dapat mempengaruhi secara signifikan pasar produk pertanian, dalam bentuk pemberian pajak, subsidi, tarif, dan bea lainnya.[92] Sejak tahun 1960an, kombinasi pembatasan ekospor impor, kebijakan nilai tukar, dan subsidi mempengaruhi pertanian di negara berkembang dan negara maju. Di tahun 1980an, para petani di negara berkembang yang tidak mendapatkan subsidi akan kalah bersaing dikarenakan kebijakan di berbagai negara yang menyebabkan rendahnya harga bahan pangan. Di antara tahun 1980an dan 2000an, beberapa negara di dunia membuat kesepakatan untuk membatasi tarif, subsidi, dan batasan perdagangan lainnya yang diberlakukan di dunia pertanian.[93]
Namun pada tahun 2009, masih terdapat sejumlah distorsi kebijakan pertanian yang mempengaruhi harga bahan pangan. Tiga komoditas yang sangat terpengaruh adalah gula, susu, dan beras, yang terutama karena pemberlakuan pajak. Wijen merupakan biji-bijian penghasil minyak yang terkena pajak paling tinggi meski masih lebih rendah dibandingkan pajak produk peternakan.[94] Namun subsidi kapas masih terjadi di negara maju yang telah menyebabkan rendahnya harga di tingkat dunia dan menekan petani kapas di negara berkembang yang tidak disubsidi.[95] Komoditas mentah seperti jagung dan daging sapi umumnya diharga berdasarkan kualitasnya, dan kualitas menentukan harga. Komoditas yang dihasilkan di suatu wilayah dilaporkan dalam bentuk volume produksi atau berat.[96]