Sabtu, 12 Oktober 2013

PELESTARIAN, MACAM SIFAT BAHAN PUSTAKA, DAN LATAR BELAKANG SEJARAHNYA

MODUL 1
PELESTARIAN, MACAM SIFAT BAHAN PUSTAKA, DAN LATAR BELAKANG SEJARAHNYA

PENGANTAR, TUJUAN, DAN FUNGSI PELESTARIAN

 KEGIATAN BELAJAR 1
A.     PENGANTAR PELESTARIAN
Kesadaran akan pentingnya pelestarian bahan pustaka baru dimulai sejak tahun 1966.Lembaga yang telah lama mengupayakan “pelestarian” ini adalah museum,arsip dan kolektor seni.Bagaimana merawat lukisan-lukisan karya Van Gogh, Rembrant, misalnya, merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Dua buah lembaga yang bergerak dalam bidang tersebut adalah :
1.                          The International Institute for Conservation of Historic and Artistic Works (IIC), didirikan tahun 1950.
2.                          The American Insitute for Conservation of Historic and Artisric Works (AIC),didrikan tahun 1960
Kedua lembaga tersebut berupaya agar benda-benda bersejarah serta benda seni dapat dilestarikan dengan baik,tetapi waktu itu belum menyinggung pelestraian koleksi perpustakaan.Perhatian pada pelestarian bahan pustaka baru dipikirkan pada tahun 1970-an,ketika The Library of Congress (LC) berminat untuk mengembangkan bidang ini karena punya kepentingan untuk merawat koleksi yang terkenal dan sudah lapuk.Dewasa ini Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah,Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PDII-LIPI), bersama dengan Perpustakaan Nasional,Arsip Nasional, Direktorat Permuseuman Depdikbud memprakarsai Program Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip yang mendapat bantuan dana dari Ford Foundation.


B.     MAKSUD DAN TUJUAN PELESTARIAN
Maksud pelestarian ialah mengusahakan agar bahan pustaka tidak cepat rusak, Sedangkan tujuan peletarian bahan pustaka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      Menyelamatkan nilai informasi dokumen
2.      Menyelamatkan fisik dokumen
3.      Mengatasi kendala kekurangan ruang
4.      Mempercepat perolehan informasi
C.     FUNGSI PELESTARIAN
Pelestarian memiliki fungsi sebagai berikut:
1.      Fungsi melindungi, Bahan pustaka dilindungi dari serangan serangga, manusia, jamur,  panas dan sebagainya
2.      Fungsi pengawetan.Dengan dirawat baik-baik bahan pustaka menjadi awet,lebih lama dipakai dan lebih banyak pembaca menggunakan bahan pustaka tersebut
3.      Fungsi kesehatan.Dengan pelestarian yang baik maka bahan pustaka menjadi bersih,bebas debu,jamur,hewan perusak dan berbagai penyakit,sehingga pembaca maupun pustakawan jadi tetap sehat.Pembaca lebih bergairah membaca dan memakai perpustakaan
4.      Fungsi pendidikan.Mendidik pemakai serta pustakawan untuk berdisplin tinggi dan menghargai kebersihan
5.      Fungsi kesabaran.Merawat bahan pustaka ibarat merawat bayi atau orang tua,jadi harus sabar,merawat bahan pustaka memerlukan kesabaran tingkat tinggi
6.      Fungsi sosial.Pustakawan harus mengikutsertakan pembaca perpustakaan untuk tetap merawat bahan pustaka dan perpustakaan
7.       Fungsi ekonomi.Dengan pelestarian yang baik bahan pustaka menjadi lebih awet,lebih hemat keuangan dan banyak aspek ekonomi lain yang berhubungan dengan pelestarian bahan pustaka
8.      Fungsi keindahan.Dengan pelestarian yang baik,dan penataan bahan pustaka yang rapi perpustakaan menjadi lebih indah sehingga menambah daya tarik kepada pembacanya.


D.    UNSUR – UNSUR PELESTARIAN
Unsur – unsur yang perlu diperhatikan dalam pelestarian pustaka adalah :
1.      Manajemennya, bahan pustaka yang akan diperbaiki harus dicatat apa saja kerusakannya, apa saja kerusakannya dan bahan kimia yang diperlukan, dan sebagainya.
2.      Tenaga yang merawat bahan pustaka dengan keahlian yang mereka miliki adalah hendaknya mereka yang memiliki ilmu atau keahlian dalam bidang ini.
3.      Laboratorium, yaitu suatu ruang pelestarian dengan berbagai peralatan yang diperlukan.
4.      Dana untuk keperluan kegiatan ini harus diusahakan dan dimonitor dengan baik.




KEGIATAN BELAJAR 2
A.     SEJARAH BAHAN PUSTAKA DAN CARA PERAWATANNYA
Bahan yang dikenal sebagai medium perekam hasil budaya manusia adalah:
1.      Tanah liat
2.      Papyrus
3.      Kulit kayu
4.      Daun tal atau lontar
5.      Kayu
6.      Gading
7.      Tulang
8.      Batu
9.      Logam ( metal )
10.  Kulit binatang
11.  Pergamen ( parchment )dan vellum
12.  Kulit
13.  Kertas
14.  Papan
15.  Film
16.  Pita magnetic
17.  Disket
18.  Video disc. Dll

B. JENIS DAN MEDIUM PEREKAM INFORMASI SEBELUM KERTAS                              ( ZAMAN PRA KERTAS )
Beberapa jenis dan bahan tersebut yang sebagian masih dijumpai saat ini adalah sebagai berikut :
1.      Tanah liat
Sejak zaman Assyria tanah liat sudah digunakan sebagai media tulis, dibentuk bulat pipih seperti tablet, kemudian ditulis dengan jarum atau benda keras runcing sewaktu masih lunak. Perpustakaan Alexandria dimesir terkenal dengan koleksi tablet tanah liatnya.
2.      Papyrus
Adalah hasil karya laminasi dengan lem, jadi bukan kertas, karena itu sifatnya juga lain. Kita bisa meliat papyrus di British Library, London.
3.      Kulit Kayu (Jawa Kliko)
Nama ini berasal dari bahasa latin bark, artinya fiber buku. Kulit kayu sudah lama sekali digunakan sebagai tempat menulis. Pada abad ke-17 di Eropa dan Amerika, kulit kayu digunakan untuk surat menyurat, bahkan masih dipakai saat ini di Asia tengah dan Timur jauh.

4.      Daun Tal
Adalah jenis pohon palem yang tumbuh di tepi laut, daunnya tebal dan kuat sehingga tidak rusak kalau ditulis. Daun tal dipotong sepanjang kira – kira 45 cm diraut bagian tepinya sewaktu masih basah ditulis dengan jarum.
5.      Kayu
Sebelum ditemukan kertas dinegeri cina, kayu digunakan sebagi bahan tulis menulis nomor dua sesudah sutra, agar lebih awet dan tak diserang rayap perlu diawetkan dengan bahan kimia.
6.      Gading
Gading ini adalah taring gajah bisa juga taring dari binatang yang lain yang bisa ditulis. Bahan ini hamper tidak bisa rusak.
7.      Tulang
Tulang lebih keras dari pada gading. Tetapi baik sekali dipaki sebagai karya seni, ukiran, atau tulisan yang menarik.
8.      Batu
Batu terbuat dari pasir bercampur dengan semen, silica, iron oxide, dan carbonate. Yang paling mudah diukir ialah batu semen, batu pualam cukup keras, sedangkan yang paling keras ialah batu granit.
9.      Logam
Logam adalah alat tulis yang bisa tahan lama. Jenisnya ada kuningan, tembaga, perunggu, dan timah. Timah adalah yang paling lunak, sedangkan tembaga bisa dibentuk dengan cara menempanya. Benda – benda ini tahan air dan tahan panas, tetapi tidak tahan oleh bahan kimia.
10.  Kulit Binatang
Sejak masa prasejarah, manusia sudah menggunakan kulit sebagai keperluan mereka, sedangkan cara pengawetannya kulit menjadi terkenal semenjak zaman Mesir Kuno
11.  Parchment dan Vellum
Vellum adalah kulit binatang muda yang umurnya kurang dari 6 minggu, sedang parchment adalah kulit domba, ewes, kambing, juga binatang lain kadang dipakai. Vellum digunakan untuk menulis manuskrip luks dan jilidan mahal, sedang parchment digunakan untuk menulis manuskrips yang berkualitas murahan.
12.  Kulit
Kulit digunakan sampul buku sampai abad ke-19 lebih dari 2000th orang sudah mengenal cara memproes kulit yang biasa disebut “ samak “. Perubahan kulit menjadi leather meningkatkan mutunya, lebih tahan air, awet dipakai dan lebih lentur.
KEGIATAN BELAJAR 3
SEJARAH BAHAN PUSTAKA
A.     ZAMAN KERTAS
1.      Sejarah Kertas
Kata kertas berasal dari bahasa Prancis papier dari bahasa latin papyros. Menurut Encyclopedia Britannica volume 17, ( 1961:229 ). Kertas ialah nama yang umum dikenal sebagai benda yang dipergunakan untuk menulis dan membungkus.
Menurut definisi SII 0658-82 kertas adalah lembaran yang terbuat dari serat selulosa yang telah mengalami pengerjaan penggilingan, ditambah beberapa bahan tambahan yang saling menjalin, yang umumnya mempunyai berat lebih ringan dari 165 gr/m.
Menurut kunha, kertas bias dibuat dari berbagi serat, yaitu :
a)      Serat binatang seperti wol, bulu, rambut, sutera.
b)      Serat bahan mineral, misalnya asbes
c)      Serat sintesis, misalnya rayon, nilon, kaca
d)     Serat keramik, baja, dan barang tambang lainnya
e)      Serat tumbuh – tumbuhan, misalnya kapas, kayu, merang, dsb.
2.      Proses pembuatan kertas.
Dalam proses pembuatan bubur kertas dapat dibagi menjadi tiga macam cara, yaitu:
a)      Proses mekanis, yaitu suatu proses penggilingan bahan baku dengan batu sambil dibasahi air agar lebih mudah.
b)      Proses semi kimia, yaitu bahan kayu direndam, dan dipanaskan dengan bahan kimia sampai lunak baru kemudian digiling.
c)      Proses kimia, yaitu proses pembuatan bubur kertas. Bahan baku kayu dimasak dengan bahan kimia sampai lignin dan hemiselulosa terpisah dari serat selulosanya.

B.     ZAMAN PASCA KERTAS
Selain jenis buku, bahan pustaka yang lain ialah bahan non buku yang lazim disebut bahan audio visual ( rekaman suara, radio, film, video ), alat peraga, mikro film dan sebagainya.
Bahan audio visual ( AV ) ialah bahan yang bias didengar ( audio ) dan bisa dilihat ( visual ). Dalam mempelajari bahan AV kita harus memahami apa yang disebut hardware dan software. Hardware adalah alat yang digunakan untuk mempromosikan bahan AV tersebut, misalnya proyektor. Sedang software ialah program dari bahan AV sendiri, misal kaset, film berbagai ukuran, kaset video dan sebagainya.
1.      Rekaman Suara
Ada beberapa macam rekaman suara misalnya :
a.              Piringan Hitam
b.             Radio
c.              Pita magnetic
2.      Video
Yang penting bagi pustakawan ialah harus bisa mengoperasikan video player maupun kamera perekamnya, kecepatan yang diperlukan, jenis video, VHS, betamax, umatic, dan sebagainya, baterai penggeraknya, kabel penyertanya serta listrik yang dipakai.

3.      Komputer
Perkembangan terakhir ialah adanya CD-ROM Multimedia yang mampu menyajikan informasi dalam bentuk campuran antara text penuh, data bibliografi dan gambar serta suara.
4.      Micro film
Digunakan untuk melestarikan kandungan informasi pada bahan pustaka, bahan Micro film yang baik berupa selulosa asetat ( selulosa diasetat, selulosa tiaseta ) maupun ester campuran.
5.      Blue Print / Gambar arsitektur
Bahan jenis ini banyak diperoleh dari masa ke masa termasuk yang terdapat pada kain liner. Bahan ini juga memerlukan penangan tersendiri, seperti pemeliharaan pada peta.
6.      Bahan arsip
Bahan ini meliputi notulen rapat dan bahan – bahan arsip suatu lembaga
7.      Manuscript
Adalah bentuk tulisan tangan asli misalnya buku catatan dan surat menyurat. Informasi ini tidak untuk diterbitkan karena terbuat dari bahan sejenis buku, mka cara menanganinya seperti buku.






MODUL 2
FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN BAHAN PUSTAKA DAN CARA PENANGGULANNYA

KEGIATAN BELAJAR 1
MACAM-MACAM PERUSAK BAHAN PUSTAKA
Masalah kerusakan bahan pustaka telah menjadi bahan pembicaraan semenjak zaman Aristoteles. Para cendekiawan waktu itu, memungkinkan bahwa berbagai jenis serangga tertenu adalah perusak bahan pustaka. Aristoteles menyatakan bahwa ikan perak adalah salah satu jenis serangga perusak buku yang cukup hebat.
Jenis perusak bahan pustaka tersebut sangat tergantung pada keadaan iklim dan alam setempat, serta lingkunganya.
Dalam buku Aristoteles yang ditulis dalam tahun 1966, Plumbe menjelaskan secara panjang. Lebar mengenai berbagai perusak Plumbee menjelaskan secara panjang lebar mengenai berbagai perusak bahan pustaka untuk daerah tropis. Terutama yang dikenal di Indonesia yaitu : Serangga, Binatang Pengerat, Jamur, Kelembaban, Gempa Bumi, Kekeringan, Gelombang Pasang Surut, dan Angin Topan.
Kerusakan bahan pustaka itu secara garis besar dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
1.                          Faktor Biologi, missal serangga (rayap, kecoa, kutu buku), binatang pengerat, dan jamur.
2.                          Faktor Fisika, misal : Cahaya, Udara/debu, suhu, dan kelembaban,
3.                          Faktor kimia, missal zat-zat kimia, keasaman, oksidasi.
4.                          Faktor lain- lain misal , banjir, gempa bumi, api, manusia

1.            Faktor Biologi

A.     Binatang pengerat
Contohnya :Tikus Hitam, Tikus Cokelat, (Tikus Rumah), Tikus kelabu(Tikus sawah), Tikus Kesturi dan tikus putih. Air kencing tikus juga dapat menyebabkan penyakit Leptospira  (Sejenis penyakit kuning)dan tindakan untuk melindungi serangan tikus adalah tempat penyimpanan harus bersih dan kering.


B.     Serangga
Jenis serangga cukup banyak, jenis-jenis serangga dapat digolongkan sebagai berikut diantaranya : rayap, kecoa, ikan, Perak, Kutu Buku, ngengat dan kumbang bubuk.
1.      Rayap
Sebutan lain rayap adalah semut putih, makanan utama rayap adalah kayu, kertas, foto, gambar, rumput, dll. Rayap bersifat kanibalistik (suka makana kawanya yang mati). Dan rayap digolongkan menjadi dua yaitu: rayap bumi dan rayap kayu.
2.      Kecoa
Adalah jenis serangga bersayap dan mempunyai tanduk yang panjang jenisnya bermacam-macam : diantaranya : Kecoa timur (Blatta Orientalis), Kecoa Amerika  (Periplaneta Americana). Kecoa juga merupakan penyebab penyakit pes, lepra, kolera, tifus, dan lumpuh. Anak-anak kotoran yang berupa cairan juga dapat merusak keutuhan bahan pustaka.
3.      Ikan Perak (Silver fish)
Ikan perak mempunyai banyak nama, anatara lain Silver moth, Sugar fish, Slicker fish moth, dan Sugar Lousy. Serangga ini hidup ditempat yang gelap seperti dibelakang buku-buku, rak-rak dan lemari.
4.      Kutu Buku (Book Lice)
Jenis serangga ini paling sukar diberantas dan jenis kutu buku yang di kenal ialah: Lipocelis dirinatorium, Trogium pulsatorium, Pesoceoptropus Macrops, Pesyllopsocus dll.
5.      Ngengat Pakaian
Meskipun serangga ini dinamakan ngengat pakaian, namun ia juga menyerang kulit dan kertas. Jenisnya bermacam-macam contohnya : Tincola Polioella, Tincola biselliela dan Tri Chorpaga tapetzella.
6.      Kumbang
Jenis kumbang yang berbahaya untuk perpustakaan adalah kumbng kulit, kumbang bubuk, kumbang bertanduk panjang dan kumbang laba-laba.

C.     Jamur (fungi)
Jamur merupakan mikroorganisme yang tidak berklorofil. Jamur yang bias merusak bahan pustaka merupakan jamur yang beracun yang lazim bias kita lihat pada pakaian, kertas, atau benda-benda yang lain.
KEGIATAN BELAJAR 2
MACAM PERUSAK BAHAN PUSTAKA
1.      Faktor Fisika
A.     Debu
Debu dapat masuk keruang perpustakaan melalui pintu jendela atau lubang angin perpustakaan. Debu yang bercampur dengan air lembab akan menimbulkan jamur pada buku.
B.     Suhu dan kelembaban
Kerusakan kertas yang diakibatkan oleh suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan perekat pada penjilidan buku menjadi kering, sedangkan jilidanya sendiri menjadi longgar.
Suhu yang tidak terlalu ekstrem seperti di Indonesia, tidak begitu pengaruh pada kekuatan kertas. Masalah baru karena di Indonesia mempunyai kelembaban udara relative tinggi. Jika udara lembab, maka kandungan air dalam kertas akan meningkat.
C.     Cahaya
Hindarilah sinar ultraviolet yang masuk langsung ke Perpustakaan, yang menyebabkan rusaknya tulisan yang memudar, sampai buku dan bahan cetak. Tidak hanya buku, bahan audiovisual lainya seperti piringan hitam, kaset, audio maupun video akan rusak jika kepanasan.

2.      Faktor  Kimia
Oksidasi pada kertas terjadi karena adanya oksigen dari udara menyebabkan jumlah gugusan karbonat dan karboksil bertambah dan diikuti dengan memudarnya warna kertas.
3.      Faktor-faktor lain
a.       Manusia
Manusia dapat bertindak sebagai penyayang buku, tetapi juga bisa menjadi perusak buku yang hebat.




b.      Bencana alam
Bencana alam seperti kebakaran / banjir, dapat mengakibatkan kerusakan koeksi bahan pustaka dalam jumlah besar dan dalam waktu yang relatif singkat. Untuk menanggulangi bahaya api maka factor yang perlu diperhatiakan antara lain:
1.                          Alat dalam gedung yang digunakan yang tahan api
2.                          Perlu dipersiapkan alat pemadam kebakaran
3.                          Dilarang merokok didalam ruangan perpustakaan
4.                          Pemakaian peralatan listrik harus hati-hati.


KEGIATAN BELAJAR 3
PERBAIKAN BAHAN PUSTAKA DAN RESTORASI
Pekerjaan memperbaiki bahan pustaka disebut restorasi. Pekerjaan itu meliputi :
1.      Menambal Kertas
Ada 2 jenis penambahan bahan pustaka yang dikenal, yaitu penambalan karena kertas berlubang, dan penambalan karena kertas robek memanjang. Penambahan kretas yang robek memanjang dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
Penambalan dengan kertas jepang dan penambalan dengan kertas tisu. Menambal dengan kertas jepang dikerjakan bila ada halaman  buku yang robek, baik lurus maupun tidak. apabila kertas yang rusak atau mengkilap maka kertas penambalnya ialah heart tissue paper.
2.      Memutihkan kertas
Kertas yang terkena debu atau Lumpur dapat diputihkan dengan menggunakan zat kimia seperti : Cghloromine T, Gas Chloroksida, Natrium Chlorida, Potasium Permanganate, dll.pemutihan hanya bersifat sekedar menghilangkan noda pada kertas.

Cara memutihkan kertas
a.       Menggunakan Chlorominet
2½ % dilarutkan kedalam air, kertas yang akan diputihkan diletakkan diatas kertas penyerap. Kemudian diolesi larutan diatasnya.
b.      Menggunakan gas Chlordioksida
Kertas yang akan diputihkan dicelupkan kedalam larutan selama semenit , kemudian diangkat. Agar kertas tidak robek dibantu penyangga kaca.

c.       Manggunakan natrium Hipochlorite.
Bahan ini bereaksi sangat lamban, karena itru baik untuk kertas. Tetapi kita harus selalu memperhatikan PH yaitu 11.
d.      Menggunakan Hidrogen Peroksida
Bahan ini bereaksi cepat, biasanya disimpan didalam konsentrasi 30 % didalam botol / dalam kaleng tertutup.
3.      Menganti halaman yang robek
Halaman yang robek dan robekanya tidak dapat diperbaiki dengan menambalnya atau sudah hilang, harus diganti dengn membuatkan Fotocopynya. Fotocopy tersebut dipotong sesuai dengan ruas halaman buku, dan kemudian disisipkan pada buku yang rusak setelah diukur dengan buku.
4.      Mengencangkan benang jilidan yang kendur.
Kalau masih belum parah, kita cukup mengencangkan benang yang menjadi longgar dengan menariknya. Kalu sudah telalu parah, maka bukalah kertas pelindung dan sampul buku sekaligus.
5.      Memperbaiki punggung buku rengsel, atau sampul buku yang rusak.
Dengan alat-alat penjilidan yang sederhana, berbagai kerusakan diatas dapat diperbaiki. Maka dari itu kerusakan punggung buku, engsel buku dan sampul buku harus dilakukan dengan membongkar buku yang rusak itu dan memperbaiki dengan yang baru.



0 komentar:

Posting Komentar